Pagi yang dipenuhi campur aduk perasaan. Senang, sedih, haru, dan rasa-rasa lain yang bersatu padu membentuk guncangan hati yang seirama dengan detak jantung. Sungguh pagi yang istimewa.Setelah diperiksa oleh bidan pagi itu dan istriku sudah memasuki pembukaan ketiga, maka istri diminta untuk ke rumah bidan pagi ini. Kata bidan paling lambat proses melahirkan malam ini, paling cepat bisa jadi siang hari.
Aku merasa seperti cepat sekali waktu berlalu. Dulu, aku sudah tidak sabaran ingin melihat wajah menggemaskan dari anakku. Sekarang, istriku sudah hendak melahirkan saja.
Maka pagi itu semua disibukkan dengan persiapan menuju rumah bidan. Aku memasukkan semua keperluan persalinan, baik untuk ibunya nanti maupun untuk anakku.
Mama, abah dan adikku pulang ke rumah dulu. Adikku yang paling kecil harus tetap masuk sekolah, jadinya mamaku harus menyiapkan keperluan di rumah dulu.
Istriku juga diminta untuk mandi terlebih dahulu sebelum berangkat ke rumah bidan. Sebenarnya istriku sudah sangat sulit sekali untuk berbangun, rasa sakit yang dialami tiga kali lebih hebat sekarang. Setiap lima menit sekali kontraksi muncul yang mengharuskanku untuk tetap berada di sampingnya.
Semua persiapan telah beres. Sekarang waktunya tinggal berangkat saja lagi ke rumah bidan yang tidak terlalu jauh dari komplek kami. Paling lambat malan dan paling cepat siang. Satu hari sebelum tanggal kelahiranku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomanceMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.