Proses melahirkan dimulai, istriku berteriak entah kenapa. Mungkin karena rasa sakit yang menjalari sekujur tubuhnya sekarang. Tapi aku, juga ibu dan bidan terus berusaha menenangkannya. Aku yang sekarang berada di samping istriku bertanggung jawab untuk terus memberikannya semangat dan mengontrolnya agar tidak lagi berteriak. Juga aku harus bisa membisikkan kalimat-kalimat positif serta doa.Proses melahirkan baru berjalan lima menit setelah pembukaan lengkap. Aku lihat bidan dan dua orang kepercayaannya memiliki tugas masing-masing. Bidan terus meminta agar istriku mengejan tanpa bersuara, apalagi berteriak. Berkali-kali diminta untuk mengejan lalu berhenti. Tarik napas, keluarkan. Tarik napas, keluarkan. Begitu terus yang dilakukan.
Tapi tidak ada perkembangan. Susah sekali, dan harus dengan perjuangan ekstra. Tidak ada kemajuan, kepala bayi masih belum keluar. Seperti jalan di tempat, bidan juga berkali-kali berganti posisi.
Aku masih setia di samping istriku. Memberikan lenganku sebagai cekaman. Aku terus berdoa dalam hati. Memasang wajah setenang mungkin. Karena kalau kita ikut panik, itu akan menular kepada istri. Kehadiran seorang suami itu tujuannya agar bisa menenangkan bukan sebaliknya.
Dengan terus penuh perjuangan dan tenaga yang tersisa. Bidan dan dua orang kepercayaannya masih terus berusaha mengeluarkan bayi yang ada di dalam. Air ketuban tentu akan semakin berkurang. Aku dengan napas istriku sudah ngos-ngosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomanceMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.