Tempat yang kami datangi hampir sama dengan dokter gede dulu. Entahlah, sudah tak terhitung berapa kali istriku periksa dengan terus melakukan USG. Andai saja mamaku tahu, pasti dia akan marah dan tidak setuju kalau istriku terus di USG.Malam itu kami datang dengan penuh harapan akan ada jalan keluar serta jawaban yang meyakinkan tentang pendarahan yang dialami istriku.
Habis maghrib kami sudah tiba di tempat, sayangnya, karena tempat ini juga dikunjungi oleh orang banyak jadinya kami harus bersabar untuk antri. Terlebih lagi kami adalah pasien baru, jadinya kami ekstra sabar untuk menunggu giliran pemanggilan.
Adzan isya, kami belum juga dipanggil. Kami putuskan untuk keluar sebentar, shalat isya di masjid terdekat. Selepas itu, kami kembali masuk. Lima antrian lagi pada saat itu. Tidak apalah, yang terpenting setelah keluar nanti kami mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Pukul sembilan malam barulah nomor antrian kami dipanggil. Tidak berlama-lama kami langsung masuk ke dalam ruang pemeriksaan yang dipenuhi dengan banyak peralatan modern.
Setelah menceritakan semua yang dialami, barulah istri diminta berbaring untuk diperiksa. Kembali aku lihat calon buah hati kami dari layar USG. Tersenyum-senyum sendiri aku melihatnya, tidak sabar menanti kehadirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomansaMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.