Sehabis isya, bidan datang ke rumah kami untuk memeriksakan keadaan istriku. Dengan peralatan yang sudah lengkap beliau kembali memeriksa apakah ada pembukaan baru. Setelah semuanya diperiksa ada kabar gembira.Pembukaan tambahan. Yah, kata sang bidan istriku sudah memasuki pembukaan ketiga. Ini akan lebih cepat untuk menuju pembukaan selanjutnya. Air ketubannya masih belum pecah, kondisi bayi juga masih aman. Kepalanya bahkan sudah dapat teraba dengan jelas.
Malam itu perasaan kami semua campur aduk tak karuan. Mungkin saja paling cepat malam ini istriku akan melahirkan.
Malam itu, kami semua tidur di ruang tamu. Bahkan orangtuaku juga ikut bermalam. Mama, abah dan juga adikku yang paling kecil ikut menjaga.
Aku merasa ini adalah sebuah nikmat yang diberikan oleh Allah Azza wajalla. Aku sudah lama sekali tidak tidur bersama dengan orangtua dan adikku. Dan sekarang, aku bisa tidur bersama.
Setiap lima menit sekali, kontraksi juga lebih sering terjadi. Kali ini lebih kuat dan lebih sakit. Aku seperti bida merasakan itu, karena setiap kali kontraksi muncul istriku memegang tanganku, genggamannya sangat kuat. Bahkan juga tak jarang menjambak rambutku untuk menahan rasa sakitnya. Malam itu aku juga yang lainnya tidak bisa tidur. Terlebih lagi istriku yang setiap lima menit sekali harus kesakitan, kontraksi muncul teratur.
Besok. Apakah akan menjadi hari paling bahagia bagi kami berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomanceMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.