Lahiran

393 13 0
                                    


Aku lupa kapan tepatnya. Sore itu anak pertama kami akhirnya keluar, setelah melewati perjuangan panjang. Aku melihat sendiri bagaimana anak kami lahir, aku melihat kulitnya, rambutnya. Sungguh rasa tidak percaya.

Aku kemudian melihat istriku yang pada akhirnya begitu lega, dia masih ngos-ngosan. Kemudian aku berbisik bahwa anak kami telah lahir, keluar dengan normal.

Pikiranku pun melayang, jauh sekali. Waktu kami masih di tanah Jawa. Saat pendarahan pertama, sempat dikatakan bahwa bayi akan lahir premature, mau tidak mau harus segera dikeluarkan. Bayangkan, bagaimana jadinya kalau saat itu aku mengiyakan.

Kemudian, saat dokter kandungan berkata kami tetap harus tinggal dan tidak bisa kembali ke Banjarmasin. Bagaimana pula jadinya? Ya Allah, sungguh besar kekuasaanmu.

Kemudian saat bidan bilang kalau ada tali pusar yang terlilit. Akan susah lahir normal, cara terbaik adalah dengan proses persalinan operasi. Tapi, kami berdua tetap ingin persalinan normal.

Sekarang, sungguh tak pernah kami sangka. Bayi kecil telah lahir ke dunia. Putih pucat kulitnya, hitam rambutnya. Tak sabar kami ingin melihatnya. Bagaimana bentuk wajahnya. Ingin sekali cepat melihat wajah bayi yang sering sekali menendang-nendang perut ibunya.

Tapi... ujian ini masih belum berakhir. Tidak seperti kebanyakan bayi lain yang keluar langsung menangis kencang, melengking suaranya. Bayi kami justru tidak bersuara. Bahkan tidak bernapas.

Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang