Bab 18: Setelah Mendapatkan Restu

397 26 0
                                    

“Allah paling tahu apa yang kita perlukan. Jadi tetaplah bersabar.”


 

Pagi harinya, aku sengaja mengurung diri kembali di dalam kamar. Aku kembali dipenuhi ketakutan kalau terjadi pembahasan tentang pernikahan lagi. Aku takut ibu dan ayahku semakin marah kepadaku.

Ayah sudah memanggilku. Mengajakku berbicara berhadapan. Aku mengatur napasku agar saat berbicara tidak menangis. Agar aku juga bisa mengontrol suaraku saat menjelaskan kepada mereka.

Ayahku pertamanya menjelaskan tentang kedatangan dosenku. Aku sudah tahu itu semua. Aku yang meminta bantuan kepada dosenku untuk datang ke rumah. Menjelaskan kepada orangtua.

Dari nada bicara ayahku saat itu, terlihat ada sedikit harapan. Ibuku lebih banyak diam waktu itu.

Nanti dibicarakan dulu dengan nenek, dengan keluarga. Minta pendapat mereka.”

Ucap ayah waktu itu. Hatiku sedikit lega, setidaknya ada sinyal positif yang diberikan oleh orangtuaku. Tidak seperti sebelumnya, belum lagi aku menjelaskan sepenuhnya, ayah atau ibu sudah memotong kalimatku.

Aku hanya mengangguk. Tidak masalah bila ayah harus meminta pendapat dari keluargaku yang lain. Setidaknya dari orangtuaku sudah ada memberikan sinyal positif.

Setelah itu, aku kembali menceritakannya kepada Rani, kami bersyukur dan terus menguatkan doa.

Cara ketiga ini ternyata lebih baik dari cara pertama yang aku lakukan. Memang seharusnya ada orang yang disegani oleh orangtua kita untuk menyampaikan niat kita ini. Kadang orangtua egonya sangat tinggi kepada anaknya, juga kadang anak merasa selalu benar daripada orangtuanya. Untuk itulah harus ada orang yang menengahi antara keduanya.

Sehari setelah itu, besoknya aku mendapatkan kabar baik dari orangtuaku. Mereka memberikan restu kepadaku. Mereka kemudian khususnya ayahku akan segera menguruskan surat-surat yang diperlukan.

Allah memang Maha Baik, mereka hanya ingin melihat hamba-Nya berusaha lebih keras lagi dari sebelumnya.

Aku memberitahukan Rani kalau orangtuaku sudah setuju. Dia memberikan restu. Dan niatku yang ingin menikah tanpa restu orangtua tidak akan terjadi. Meski ingin sempat melakukan hal itu, tetapi dengan kuasa Allah semua itu tidak akan terjadi. Kami akan menikah dengan restu kedua orangtua.

Aku sudah tidak peduli lagi juga dengan omongan banyak orang setelah itu. Tentu saja, banyak orang-orang yang sudah tahu. Cepat sekali memang berita itu tersebar. Orang-orang menganggap aku telah melakukan hal-hal yang diharamkan. Padahal justru aku menikah untuk menghindari hal itu.

Keluargaku yang lain juga tidak sedikit yang menentang. Mereka sering mendebat ibuku yang memberikan ijin. Aku sering mendengar ibu mengeluh kepada ayah setiap malam karena mendengar omongan dari saudaranya.

Tetapi aku tidak peduli sama sekali. Yang terpenting aku sudah mendapatkan restu dari orangtuaku, itu sudah cukup. Aku tidak peduli dengan omongan-omongan banyak orang.

Aku kembali meluruskan niatku untuk menikah. Bukan karena untuk mendapat pujian dari banyak orang, atau menikah muda hanya ikut trend saja. Aku menikah untuk menghindari fitnah dunia, untuk menjalankan sunnah, untuk mendapatkan ridha-Nya dan menyempurnakan separuh agama.

Setelah mendapatkan restu aku berusaha keras untuk mengumpulkan uang. Aku tidak mungkin juga menikah tanpa ada uang. Dengan semangat dan kerja keras aku terus berusaha mencari rejeki untuk pernikahan kami.

 Usahaku berjalan dengan lancar setelah mendapatkan restu. Kadang dalam sehari juga aku punya kelebihan untuk tabungan. Semuanya selalu aku ceritakan kepada Rani, kemudian dia menyampaikan kepada keluarganya. Sampai saat ini semua berjalan lancar, harapanku untuk menikah di tanggal dan bulan yang telah kami tentukan mulai mendapat titik terang.

Kami terus menghitung setiap hari yang berlalu.

Ayah masih sibuk memberitahu keluarga lain sambil bertanya-tanya apa saja perlengkapan buat menikah.

Ibu terlihat tidak peduli. Tetapi aku yakin sekali, hatinya saat ini sedang memikirkan bagaimana aku ke depannya. Masih terlihat raut wajah ketidakpercayaan.

Sementara aku, terus berusaha sambil berdoa. Agar semuanya berjalan dengan lancar.

***

Alhamdulillah bisa kembali update. Jangan lupa vote dan komennya yah. 😊

Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang