9 Bulan

194 13 0
                                    


Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa. Mana yang lebih sering kita lakukan, bersyukur atau mengeluh? Semoga kita tetap bisa bersyukur, apapun yang terjadi.

Sembilan bulan, waktu yang memang aku nantikan. Itu artinya tidak lebih dari satu bulan lagi aku resmi menjadi seorang ayah. Bukan hanya kesenangan saja yang terus aku rasakan. Tapi sebagai seorang suami dan calon ayah baru aku merasakan kekhawatiran, kegelisahan yang tak menentu. Banyak sekali pikiran-pikiran buruk yang melintas-lintas di kepalaku.

Mungkin masalah pendarahan sudah selesai. Dan buktinya sampai saat ini, calon bayi kami masih berada di dalam perut ibunya. Tapi masalah di lilitan itu belum ada yang tahu selain kami berdua. Lilitan di leher bayi, itu akan menyusahkan dia untuk keluar.

Sembilan bulan, kami kembali memeriksakan keadaan calon buah hati kami. Kali ini bukan hanya ke bidan tempat biasa kami kunjungi melainkan juga bidan yang rencananya akan menjadi penolong saat istriku melahirkan nanti.

Mungkin saja ini adalah terakhir kali kami mengunjungi bidan yang biasanya kami periksa, setelah melakukan USG semua keadaan normal, kecuali lilitan itu. Air ketuban sedikit keruh, dan disarankan untuk banyak minum air putih. Aku juga sering membelikan air kelapa, katanya bisa membersihkan air ketuban.

Beberapa hari lagi, anak pertama kami lahir.

Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang