Mau tidak mau kami harus mengikuti keinginan mamaku. Sebenarnya mama sudah mau menerima keputusan kami untuk tidak melaksanakan mandi-mandi (tradisi 7 bulanan) tetapi nenekku yang keras sekali agar tetap dilaksanakan tradisi itu.Tapi bedanya adalah mandi-mandi yang kami lakukan tidak dihadiri oleh banyak orang. Bahkan aku sendiri tidak melihatnya. Hanya ada istri dan mamaku. Mamaku yang bertindak untuk memandikan istriku.
Mungkin banyak orang yang pastinya akan membicarakan keputusan kami ini. Bahkan seharusnya kalau anak pertama acara haruslah meriah.
Pendarahan istriku semakin berkurang, bahkan membaik. Obat yang harus diminum setiap hari juga hampir habis. Bulan depan aku akan kembali ke bidan di tempat kami biasanya periksa. Juga akan ke puskesmas untuk mencek kesehatan di sana.
Dua bulan yang terasa sangat lama sekali. Aku sudah tidak sabar menanti kehadiran sang buah hati. Pagi, siang, sore, malam akan selalu melihat wajah bayi yang lucu nanti.
Satu lagi, saat istriku sudah memasuki usia kehamilan sembilan bulan, ibu mertuaku akan datang ke sini. Itu sudah menjadi keputusan kami. Setidaknya ada keluarga istri yang melihat dan membantu proses melahirkan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
Storie d'amoreMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.