SELEPAS dzuhur istriku kembali mengalami penambahan pembukaan. Alhamdulillah, saat ini sudah pembukaan 6. Kata bidan, kalau pembukaan terus lancar, setiap satu jam sekali ada penambahan pembukaan baru.Aku kembali duduk di samping istriku. Di sebelahnya lagi masih ada ibu mertuaku yang tidak beranjak keluar dari kamar. Sementara orangtuaku sudah sejak tadi juga menunggu dari luar.
Menghabiskan waktu setidaknya empat jam lagi. Kami menghabiskan waktu dengan bermain game di handphone. Sambil terus berdzikir dan berdoa. Tetap seperti sebelumnya, setiap lima menit sekali istriku mengalami kontraksi hebat. Yang membuatnya sangat kesakitan. Aku juga ikut merasakan kesakitan itu. Tanganku sudah memerah akibat genggaman kuat dan cakarannya. Tapi itu tak masalah sama sekali, aku tahu, sakit istriku sekarang lebih jauh daripada yang aku rasakan.
Pukul dua siang, rasa gugupku semakin bertambah kuat. Kalau benar, itu artinya beberapa jam lagi istriku akan melahirkan. Atau, paling lambat selambat-lambatnya besok hari, saat usiaku 21 tahun. Kado terindah yang akan aku terima.
Kami mengisi gizi dengan makanan yang dibeli orangtuaku. Termasuk istriku yang perlu banyak energi sebelum proses persalinan.
Yang aku tahu, napas dan energi adalah kekuatan yang harus dimaksimalkan oleh mereka yang akan melahirkan. Kekuatan napas menjadi sangat penting. Mengatur napas juga. Kehadiranku di sisi istriku agar selalu dapat mengingatkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Pengejar Nikah Muda (Finish)
RomanceMenikah di usia muda? Siapa bilang itu sesuatu yang sulit. Kadang kita yang mempersulit apa yang sebenarnya mudah saja dilakukan. Inilah adalah ceritaku, perjuanganku yang memutuskan untuk menikah di usia muda.