"apa-apaan nih?!." Arinda berseru marah saat melihat banyak coklat,bunga serta kotak hadiah berserakan di mejanya.Anin pun memungut satu per satu dari sekian banyak yang ada di meja Arinda kemudian membaca setiap nama yang tertera."Kld.Affra, Sertu.Hanan, Letda.inf.Hanif Praja, Letjen.Denokusno Soewarno,Pratu.Ihsan,Serma.Dita."
"Wah gelo,dari banyak hadiah yang ada 95% dari cowok.Teteh geus kabogohan berapa banyak?(mbak punya pacar berapa banyak?)" kata Serda.Fania dan mendapat seringai sinis dari Anin.
Arinda mengabaikan kata-kata kedua sahabat baiknya setelah Bagas,Arinda memilih duduk di kursinya sambil menatap jengah tumpukan hadiah di atas mejanya.Arinda tampak tak bahagia di hari ulang tahunnya,karena yang akan terjadi adalah satu per satu hadiah datang ke kantornya membuat mejanya sesak,hal itu terjadi sejak Arinda mendapat penempatan tugasnya di Mabes AD tiga tahun yang lalu.
Lagi dan lagi Arinda harus memilah dan memilih hadiah yang bermanfaat untuknya dan membuang bunga-bunga yang memenuhi mejanya ke tempat sampah dengan kasar tanpa melihat kartu ucapan yang ada di dalam bunga tersebut,kelakuan Arinda membuat Anin terkejut hingga melebarkan matanya,sedangkan Fania dengan reflek memungut salah sat bunga."Ihhh sayang tau nda kok di buang bunganya?,ini cardnya gak mau dibaca dulu,siapa tau ada yang narik hati kan lumayan,biar gak jomblo terus.."
"Yaudah lo pungut aja kalo sayang.." sarkas Arinda
Fania mengambil beberapa kartu ucapan dari tempat sampah yang ada kemudian kembali membuang bunga yang ada di tangannya,membacanya setiap kartu ucapan satu persatu dengan suara lantang,beruntung ruang kerjanya sepi karena jam makan siang.Anin hanya tertawa melihat ekspresi Fania yang membacakan kata demi kata yang tertulis disana,sesekali Fania membacakan layaknya membaca puisi romantic dan berekspresi pilu saat kata-kata bahwa cintanya tak terbalaskan oleh Arinda,Hal membuat Anin semakin tergelak sangat kencang,juga Arinda yang tidak bisa tertawa karena kesal dan terlanjur ilfeel dengan tingkah Fania.
"Salam sayang dan hangat ku,kepada yang tersayang..Serda Arinda.."Kata Fania membaca surat layaknya puisi.
"nih nih ambil coklatnya biar gak miring otak lo berdua.."kata Arinda membagikan coklatnya kepada Anin dan Fania dan diterima keduanya.
"ini dari siapa? kok di sisihin?"tanya Anin yang melihat 2 kotak yang Arinda sisihkan dari hadiah-hadiah lainnya.Dengan perasaan ingin tahu yang besar Anin mencomot kotak hadiah tersebut tanpa ijin sang pemilik."From Letda.inf.Firman Maulana Soewarno and Letjen.Denokusno Soewarno." Anin menyebutkan nama yang tertera di atas kotak tersebut.
"Kasih apa mereka?ngintip dong?"kata Fania yang mengenal nama yang disebutkan Anin
Arinda merebut dua kotak dari tangan Anin kemudian membuka kotak dengan tulisan Letda.inf.Firman Maulana Soewarno,dia menutup matanya sambil memeluk erat kotak bernamakan Kakak kandungnya dan berharap isinya sesuai harapannya,Arinda pun membukanya perlahan kemudian kembali menutupnya membuat kesal kedua sahabatnya yang juga ingin mengetahui isi kotak tersebut.
Arinda benar-benar membuka kotak tersebut.Alis Fania dan Anin terangkat karena tidak mengetahui maksud hadiah dari Kakak Arinda,yang mereka lihat hanya ada dua kotak dalam kotak,berbeda dengan Arinda yang menatap dua kotak dalam kotak tersebut dengan mata berbinar.Arinda tidak berhenti tersenyum setelah membuka kotak besar berisi dua kotak di dalamnya bertuliskan Beretta series dan Glock series di atas setiap kardusnya.
"Aaa Bang Alan tau banget yang gue mau.."kata Arinda sambil merogoh kardus tersebut dengan cepat.
Tanpa sadar terdapat 2 lembar foto di dalam kotak tersebut,Anin dan fania pun beralih menatap dua lembar foto tersebut dan meraihnya,di foto itu menampilkan 2 orang laki-laki dan perempuan sedang tersenyum,dan foto berikutnya adalah foto keluarga Arinda.Anin dan Fania yang elihat foto tersebut saling tatap satu sama lain tanpa menghiraukan Arinda yang tengah lupa kawan saat bersama hadiah barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintara Perwira [END]
RandomKisah cinta dari dua insan yang pernah menjalin hubungan, kini kembali di pertemukan dalam satu acara yang sengaja di bentuk oleh kedua keluarga. Pertemuan keduanya tidak berakhir di situ, mereka justru harus di persatukan dengan profesi yang sama d...