8.Pesan Anin dan Fania

3.2K 201 15
                                    

Arinda menunggu di provost tampilannya yang anggun dengan dress brokat maroon dan high heels hitamnya,nampak berbeda di hadapan rekan-rekannya yang tengah menjalankan piket.

"Nda..nda..biasa pegang tembak kok gaya-gayaan pegang tas,pake sepatu begitu lagi.."kata Sertu.Lingga

"Awas kecengklak!"kata Praka.Andi dan di lanjut tawa rekan-rekannya

Arinda menggerutu kesal,sudah 5 menit Arinda menunggu hingga membuatnya semakin di ejek dengan rekan-rekannya.

"Masuk nda!,duduk di dalam..masa cantik-cantik berdiri,gak capek?"ajak Serma.Didi. Arinda hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Masuk saja sudah, kau berdiri di situ sudah seperti Banci.." ejek Sertu.Lingga, Arinda pun melotot tak suka.

Tak lama mobil yang dia tunggu datang,dengan sang pengendara mobil membuka kaca mobil lebar-lebar dan tersenyum manis ke arah Arinda dan rekan-rekannya.

"Wuusssttt! Dari Laut kah nda?"Kata Praka.Andi setelah melihat plat nomor mobil Kadek.

Arinda tak mengidahkan pertanyaan Praka.Andi dan segera masuk mobil,setelah masuk dia membuka kaca mobil.

"Mari semua,Assalamualikum.."

***

"Masih marah?"tanya Kadek yang melihat Arinda hanya diam sedari tadi sambil fokus menyetir.

"Dari mana dulu tadi?"tanya Arinda tanpa melihat Kadek

"Isi e-tol dulu tadi.."jelas Kadek melirik Arinda

"Masih marah?"tanya Kadek lagi,dan lagi-lagi Arinda tak menjawabnya

"Kamu gak bawa apa-apa buat orangtua Anin?"tanya Kadek.

"Udah ada,nanti datang jam sepuluhan kirimannya.."Jawab Arinda

Kadek memilih diam,tidak mau mengganggu Arinda yang terus diam dan hanya menjawab seperlunya,Kadek mengira bahwa Arinda butuh waktu,dia pun menyadari apa yang dia lakukan kemarin kepada Arinda memang terlalu ke kanak-kanakan.

Mobil telah berhenti di depan rumah Anin,Acara memang di selenggarakan di rumah Anin,nampak rumah masih ramai dengan berbagai kalangan usia.

Arinda turun dari mobil bersama Kadek,sebelum memasuki pagar rumah Anin,Kadek sudah menggamit tangan Arinda,Arinda ingin menarik tangannya namun urung karena senyum manis yang Kadek tampilkan setelah menggandeng Arinda.

Mereka berdua memasuki halaman rumah keluarga Anin,Arinda mengedarkan pandangannya mencari keberadaan pemilik rumah,Kadek pun mengikuti kegiatan Arinda.

"Kamu mau cari mereka?"tanya Kadek,Arinda hanya mengangguk menanggapi.

"Yaudah aku tunggu sini aja.."kata Kadek menunjuk kursi kosong di samping stan minuman.

Arinda berjalan mengedarkan pandangan ke kanan dan ke kiri,sebelum akhirnya menabrak Fania yang membawa mangkuk kecil berisi makanan.

"Arinda!?,Akhirnya datang juga.."kata Fania memeluk Arinda

"Ih jangan peluk dong,ntar rambut gue rusak,lama tau dandannya.."kata Arinda membenarkan tatanan rambutnya yang dia curly di setiap ujung rambutnya

"Makin cantik aja,sama siapa?"tanya Fania penasaran

"Yang lain kemana?"tanya Arinda mengganti topik pembicaraan

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang