"Kak Kadek!"Panggil seorang perempuan cantik dari jauh,dia tidak sendiri,dia berjalan bersama Asti,kakak Kadek.Arinda segera menghapus air matanya.
Tatapan mata Arinda dan Asti bertemu,namun Asti memilih berhenti di tempat perempuan itu memanggil Kadek.
"Kak liat deh! Tadi aku beli ini disini..This is for you,and this is mine.."Kata perempuan itu girang hingga melupakan Arinda yang ada di hadapan Kadek.
"Emmm Terima Kasih,oh ya..ini Arinda..mantan ku.."Kenal Kadek pada perempuan itu.
Arinda tersentak saat mendengar bahwa Kadek sudah menganggapnya mantan,padahal kata ingin berpisan belum pernah terlontar,Arinda tercekat hingga air matanya tak bisa dia teteskan.
"Oh hai,aku Dewi calon istrinya Kak Kadek.."pamer Dewi
"Aku Arinda,Sahabatnya Kadek..,bukan mantannya.."Kata Arinda menjabat tangan Dewi.
Kadek menoleh pada Arinda saat mengatakan bahwa dirinya adalah seorang sahabat Arinda.
"Dia mah emang gitu,Gak Pernah Menghargai Orang Lain.."Kata Arinda lagi yang menatap sendu mata Kadek,Membuat Dewi pun mengikuti tatapan mata Arinda.
"Aku duluan ya..,semoga sukses sampai hari-H ya.."Kata Arinda selanjutnya dan pergi meninggalkan mereka.
Arinda berlari masuk kembali ke dalam restoran dengan air mata yang terus mengucur deras,membuat banyak tatap mata yang menatapnya iba,Arinda mendatangi meja kejadian yang membuatnya serapuh sekarang,dia menatap setiap pasang mata yang tanpa dosa melanjutkan acara mereka tanpa meminta maaf pada Arinda sedikit pun.
Tatapannya berhenti pada Saka,rasa yang tadi ada pada Arinda kini berubah menjadi benar-benar benci.
Arinda mengambil kunci mobil dan tasmya yang tergeletak di atas meja,kemudian pergi tanpa pamit.Saka ingin mengejar namun di tahan oleh Bagas,Fania dan Anin yang juga ada di sana.
Arinda masuk ke dalam mobil,mengendarainya sesuka hatinya sambil meluapkan emosinya di jalanan,Bagas,Fania dan Anin pun kewalahan mengejar mobil yang Arinda kendarai.Beruntung Arinda dan mobilnya bisa selamat sampai rumah dinas Arinda.
Arinda dan teman-temannya tengah duduk di ruang tamu,ketiganya menatap Arinda sendu,begitu sedihnya nasib Arinda dalam hal percintaan,di tinggalkan untuk ke dua kalinya.
Arinda berusaha baik-baik saja sepeninggalan Kadek,dia berusaha tersenyum di depan teman-temannya,namun tak lama air matanya kembali luruh,kemudian dia akan mengatakan "gue gak nangis kok",kemudian tersenyum kembali.
Bagas beranjak mendekat pada Arinda dan menarik tangan Arinda untuk berdiri,Arinda pun berdiri dan mendapat pelukan hangat dari Bagas.
"Menangislah,Jangan biarkan kamu memendam ini lebih lama.."Kata Bagas,membuat Arinda teringat kata-kata itu saat dia mengucapkannya untuk menenangkan Kadek dan membuat tangisannya menjadi-jadi.
Fania dan Anin pun ikut memeluk Arinda yang rapuh menemaninya hingga dia tertidur di sofa ruang tamu.
"Gue pulang ya..,kalian berdua jaga dia di sini,gue takut dia nekat kaya dulu lagi.."Kata Bagas berdiri sambil menatap Arinda sendu.di jawab anggukan oleh keduanya.
"Aku antar sampai depan ya.."Kata Fania di angguki Bagas,mereka pun berpamitan pada Anin.
Bagas dan Fania melihat komplek rumah dinas Arinda yang sepi,tampak rumah samping Arinda yang gelap tanpa cahaya sedikitpun.
"Oh jadi rumah ini yang bikin rumah Arinda rada aneh.."gumam Fania yang bisa di dengar Bagas.
"Aku pulang ya..,besok kalian bertiga mangkir aja dulu..,aku yang ijinin nanti.."Kata Bagas mengelus bahu Fania.
"Emang gakpapa?"tanya Fania,membuat Bagas tersenyum.
Jelas-jelas hal itu tidak di perbolehkan,alasan mangkir 3 orang di hari yang sama dan batas waktu yang tidak di ketahui justru di pertanyakan oleh Fania membuat Bagas gemas dengannya.
"Jaga dia ya..,buat dia senang sampai lupa sama Bali bali itu!"Kata Bagas,Fania langsung memeluk Bagas dan membatin
"Semoga kamu perlakuin aku layaknya kamu perlakuin Arinda.."bantin Fania
"Aku cuma takut Arinda kaya dulu lagi,hati aku cuma buat kamu kok.."Kata Bagas sambil membalas pelukan Fania.
Eehheemmm..
Suara dehaman seseorang membuat mereka melepaskan pelukannya,mereka berdua di buat tegap karena melihat seseorang turun dari mobil hummer putih dengan tanda bintang di plat nomornya yang mereka yakini bahwa orang yang berdeham tadi adalah seorang perwira.
Bagas menyenggol pundak Fania untuk melakukan hormat kepada perwira,namun Fania tidak paham dan tidak mengetahui jika itu perwira karena keadaan yang gelap.
"Apaan sih?!"Kata Fania emosi menoleh pada Bagas.
"Itu perwira!"jawab Bagas berbisik,membuat Fania mengangkat tangan ke pelipisnya tanpa berfikir panjang.
***
Arinda mengerjapkan matanya saat adzan subuh terdengar dan mulai bangun dari sofa untuk ke kamar mandi,sejak bangun dia mengeluh kesakitan pada pinggang dan punggungnya,serta matanya yang perih untuk terbuka.
Dia berjalan ke kamar mandi dengan lunglai,suasana subuh yang sepi membuatnya kembali mengingat masalahnya,namun dia segera menepisnya dan cepat-cepat mengambil wudhu untuk melaksanakan shalatnya.
Setelah dari kamar mandi Arinda beranjak ke kamarnya,melihat 2 orang yang tidur berpelukan di atas ranjangnya.Dengan emosi Arinda menarik selimut yang mereka pakai dan memukul mereka dengan guling.
"Woy kampret!! Pada bangun shalat subuh!"teriak Arinda pada Fania dan Anin.
"Woy! Berisik!"sentak Fania dan Anin bersamaan.
"Lo mah tidur nyenyak!,kita baru bisa tidur jam 3 pagi gara-gara hantu sialan yang ada di sini!"Kata Anin duduk sambil menutup matanya.
"Hantu?"tanya Arinda sambil mengernyit.
"Emang lo gak tau? ada suara,tapi kaya gimana ya..?"Kata Fania yang sudah sadar.
"Sering sih kejadian tapi gue positif thinking aja sih..,jadi kalian dengar juga?gue pikir halu.."kata Arinda.
"Suaranya tuh kaya ada yang nabrak ini tembok"jelas Anin yang sudah sadar juga sambil menunjuk tembok yang bersuara semalam.
"Iya sama,dari situ suaranya.."Kata Arinda
"Tau ah bodo!"Kata Fania kemudian beranjak ke kamar mandi.
8.11 AM
"Suntuk nih!"teriak Anin yang sudah mengganti stasiun tv berkali kali,Fania pun mengangguki ucapan Anin.
Fania dan Anin berencana untuk pergi ke Mall terdekat,tanpa di sadari mereka berencana tanpa kesepakatan dari Arinda,Fania dan Anin segera mengganti pakaian dengan baju milik Arinda,sedangkan Arinda masih diam tempat dengan memangku bantal sofa,sesekali air matanya mengucur deras.
"Arinda udah dong..,Lupain dia..,dia udah bahagia dengan pilihannya.."Kata Fania menghampiri dan memeluk Arinda
"Sorry guys,gue masih bingung aja sama-"
"Udah nda,dengarin gue! Kalian itu sudah selesai,lupain dia..,kalo lo bisa lupain Saka,kenapa Kadek enggak?!"tanya Anin
"Udah dong nda..kita udah nemenin lo hampir 12 jam tanpa hiburan,please dong..untuk kali ini,lupain dia demi kita.."Kata Fania dan di angguki oleh Arinda.
***
TNI AU berduka nih..
DOn't forget to pray for the heroes guys..
And always pray for many people on earth..stay healthy too..
Hopefully in the protection of the almighty god..Aamiinn..

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintara Perwira [END]
De TodoKisah cinta dari dua insan yang pernah menjalin hubungan, kini kembali di pertemukan dalam satu acara yang sengaja di bentuk oleh kedua keluarga. Pertemuan keduanya tidak berakhir di situ, mereka justru harus di persatukan dengan profesi yang sama d...