65. Harus gimana

1.8K 139 22
                                    

Ini part membosankan sekali, karena tyduck mood, tungguin bulan depan bakal sering up, Insyaallah.

Vote.e yo ojok lali, bintang pojok kiri ben gak keple lambene🙏

Matur Suwun!!!


"Halo, gas, lagi dimana?" tanya Arinda ketika panggilan yang dia lakukan telah tersambung pada Bagas.

"lagi di kelurahan, ngurus pengajuan," jawab nya dari sambungan telpon.

"Oh ngurus pengajuan, semoga cepat selesai ya," harap Arinda.

Bagas adalah orang paling peka setelah Alan dan Bundanya. Dia adalah satu-satunya orang yang paling mengerti posisi Arinda. Seperti sekarang,

"Lo kenapa? Ada di mana sekarang?"

"Di rumah."

"Tungguin gue, jangan kemana-mana, gue ke sana sekarang."

~~~

Indah menghampiri putranya yang ada di rumah dinas, sekedar mampir setelah mengunjungi beberapa tempat. Kehadiran Indah di sambut dengan kekacauan rumah Saka, lembaran kertas berserakan, perabotan rumah tangga yang tak tertata dan debu dimana-mana. Indah semakin di buat terkejut ketika melihat sang putra yang tengah terduduk di depan pintu kamarnya.

"Ini rumahnya kenapa, Ka?" ucap Indah tiba-tiba masuk tanpa salam, membuat Saka tersentak.

"Mama kok disini?" tanya Saka.

"Mama mampir sebentar,"

"Ya ampun, ini apa nak?, ini rumah apa gudang?, kalo kamu ada tamu, mau duduk di mana tamunya?, rumahnya perwira kok kaya rumahnya bujangan sih, Nak?" tanya Indah terheran-heran.

"Emang masih bujang kan, Ma." balas Saka santai, Indah pun menatap tajam ke arah sang putra.

Saka pun menjelaskan secara detail, rumahnya menjadi seperti gudang karena barang-barang yang ada di rumah dinas Arinda harus segera di pindahkan, untuk di jadikan barak sementara. Namun, kondisi Arinda yang sakit kala itu tidak memungkinkan untuk di beritakan tentang hal tersebut, sehingga Saka yang mengambil alih dan bertanggung jawab penuh atas rumah Arinda dengan persetujuan Deno.

Setelah mendengar penjelasan dari Saka, Indah hanya bisa diam, ada rasa terkejut dalam hatinya saat melihat perlakuan Saka pada Arinda, sosok Saka yang terkesan kurang perduli dan paling benci kerepotan itu rela menjadikan rumahnya sebagai tempat penampungan barang-barang Arinda untuk sementara.

"Ma, kalo Saka batal nikah gimana?" tanya Saka tiba-tiba, Indah yang terkejut dengan pertanyaan Saka menoleh dan menatap mata Saka seolah meneliti maksud pertanyaan yang Saka lontarkan.

"Mama akan jadi orang pertama yang marah sama kamu," jawab Indah ketus. Nada bicara yang Indah tunjukkan untuk memotivasi Saka tentang hubungannya. Sebagai Ibu, Indah paham bahwa sang putra tidak baik-baik saja bersama hubungannya karena terlihat tatapan mata Saka yang sayu ketika pertanyaan itu dia tanyakan pada Indah.

Saka diam, tak tahu akan menjawab apa. Indah dan Arinda adalah dua orang perempuan yang benar-benar dia jaga, jika saja dia benar-benar batal menikah, maka dia akan kehilangan dua perempuan yang berharga dan kehilangan harga dirinya lagi setelah sebelumnya batal melaksanakan pertunangan bersama Sarah.

"Hubungan yang baik itu tidak mendahulukan ego," Indah bersuara hingga Saka menoleh.

"Kamu itu laki-laki, harus bisa menghargai perempuan. Jangan samakan ketika kamu bermasalah dengan sesama laki-laki." petuah Indah lagi.

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang