72. De Javu

1.2K 122 7
                                    

"Belum tidur, Ka?"

Bagas mencoba menghampiri Saka yang merenung menatap langit malam. Bagas sudah menebak bahwa pikiran kekasih dari sahabatnya itu adalah kekasihnya sendiri, Arinda.

"Berat emang, menjelang nikah malah dapet tugas berat," komentar Bagas yang hanya di tanggapi senyuman tipis dari Saka.

"Lo harus pulang, Arinda nunggu di rumah." sambil menepuk bahu Saka.

"Siap!" jawab Saka dengan yakin.

"Ayo masuk, kita start jam 3."

"Iya, gue mau telpon nyokap dulu," ucap Saka.

"Alah bucin, kalo mau telpon Arinda bilang aja kali, gak usah nyokap di jadiin alasan, kuwalat lo entar." tuding Bagas.

"Berisik lo miskin," cibir Saka sambil menatap ponselnya

"Lo tuh udah kaya, ganteng, bucin," ucap Bagas melawan cibiran Saka

"Yang penting kaya, udah tidur sana," bela Saka

"He he, suara kalian itu berisik sekali, untuk tidur saja harus di ributkan kah?" ucap Pratu. Rifat yang usianya lebih tua dari keduanya. Bukan mendengarkan dan merasa bersalah karena membuat keributan, Bagas dan Saka justru menjauh ke tempat tujuannya masing-masing. Bagas yang masuk ke ruangan untuk tidur dan Saka yang menjauh seolah olah menerima panggilan telpon.

"Ditinggalkan aku?" gumam Pratu. Rifat

~~~

"Saka start operasi jam 3 pagi nanti, Ma." ucap Saka sambil memainkan kerikil kecil yang ada di ujung sepatunya.

"Yaudah ati ati ya, tetep fokus."

"Doain Saka, Ma." ucap Saka lagi penuh harap.

"Pasti, Ka."

"Ma, Saka minta maaf sama Mama, Saka belum bisa jadi anak yang sesuai harapan Mama," ucap Saka sambil menatap langit malam berusaha membentung air matanya yang hendak meluruh.

"Anak mama, kalo lagi ky gini tandanya ada masalah, kenapa Ka?"

"Saka titip Arinda ya, Ma."

"Kenapa di titipin ke mama? Kamu ada masalah apa sih?"

"Tadi Saka dapet telfon dari Viko, katanya ada salah paham antara Arinda sama Pacarnya Viko."

"Salah paham gimana?"

"Iya, tadi siang Arinda minta jemput di Mall. Vikonya lagi ngapel sama cewenya, baru juga ketemu 3 menit udah di telpon sama Arinda. Akhirnya Viko bawa pacarnya ke mobil." sambil tertawa, Saka tidak membayangkan bagaimana reaksi Arinda saat pacar Viko mengaku bahwa dia adalah simpanan Saka selama 5 bulan. Beruntung dia di Poso sekarang, maka dia akan terhindar dari tembakan revolver maut milik Arinda.

"Arinda habis berantem sama pacarnya Viko?"

"Loh! Mama di rumah Arinda?"

"Iya di rumah Arinda, kamu ngobrol langsung aja ya."

"apa?" sahutan dari seberang membuat Saka terkesan.

"Malam, cantik," goda Saka.

"Hm"

"Judes banget, mbak" protes Saka.

"Iya"

"Nda," Panggil Saka yang sudah mati topik.

"Ya?"

"Aku kangen," ucap Saka dengan nada manjanya.

"Emang si cepak hati tinkerbelle, jangan manja mode on gini dong." ucap Arinda merengek kesal

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang