35. Aldan

2.5K 141 9
                                    


Kak Saka is typing...

Arinda menanti jawaban dari Saka,namun tiba-tiba saja tulisan yang bertuliskan kata "typing..." hilang bak di telan bumi,Arinda masih tetap menunggu hingga..

1 menit berlalu..

4 menit..

6 menit...

Tulisan typing... itu tak kembali lagi,hingga Arinda membanting ponselnya di atas kasur,Padahal Arinda menantikan jawaban Saka sambil berdiri dan berjalan kesana kemari dengan gelisah,tak jarang pikiran negatif menerpanya,menebak-nebak kemana tujuan Saka sebelum menemuinya.

"Resek,cowok brengsek! Gue kan lagi yakini  hati gue buat elu Bambang! Kenapa lo ngehindar! Dengan cara lo yang kaya gini bikin gue semakin ragu buat balik lagi sama lo!"Kata Arinda bermonolog kesal sambil menyalahkan ponselnya yang terbaring lemah di atas kasur,membayangkan ponsel tersebut adalah Saka.

"Gue kenapa sih?"tanya Arinda pada diri sendiri sambil terduduk di lantai,dia mulai merasa kesal dengan dirinya sendiri.

"Sulit banget rasanya terima lo lagi!"Kata Arinda dengan lirih,tak terasa air matanya menetes begitu saja hingga berubah menjadi isakan.

Alan mendengar isakan dari dalam kamar Arinda,pikiran negatif menghantui Alan hingga membuatnya memasuki kamar Arinda tanpa izin,dan benar saja,saat Alan masuk hal hal negatif dalam pikirannya menjadi semakin kuat.

"Nda kamu kenapa?"Tanya Alan dengan panik,melihat kondisi badan Arinda yang nampak baik-baik saja.

Arinda yang merasa terganggu karena kedatangan Alan menghentikan isakannya dan menghapus air matanya kasar.

"Apaan sih!"Kata Arinda dengan sumbang.

"Kamu kenapa?"tanya Alan dengan lembut

"Bang gue bingung harus gimana.."Kata Arinda kemudian kembali menangis.

Alan pun menarik Arinda di dalam dekapannya,Arinda semakin menangis hingga isakannya memenuhi kamar.

"Gue gak tau harus gimana lagi..."lirih Arinda setelah cukup tenang.

"Cerita sama abang,akhir-akhir ini kamu tuh cengeng banget sih.."Kata Alan,Arinda pun mulai menceritakan semua kejadian yang mengganjal hatinya tentang Saka.Alan pun menanggapi dengan anggukan tanpa berniat memberi saran ataupun berkomentar.

"Abang juga gak tau harus apa.."Kata Alan.

"Bang Alan! Gue tampol lu yak!"Pekik Arinda.

Alan tertawa terbahak membuat Arinda semakin kesal,dan berdiri untuk berbaring di atas kasurnya,berniat untuk tidur tanpa menghiraukan Alan yang masih berada di kamarnya.

Arinda mulai menarik selimut hingga perutnya,berbaring sambil menutup matanya,padahal dia belum tertidur.Dia membuka matanya sedikit untuk melihat jam dinding yang ada di kamarnya,Dan benar saja pukul 2.12 AM,lagi-lagi Arinda dan Alan harus begadang.Diliriknya juga Alan yang menarik kursi untuk duduk di dekat Arinda.

"Abang udah berapa kali bilang,Kamu udah dewasa,kamu harus bisa selesaikan masalah kamu sendiri,menurut Abang kamu memang sulit menerima Saka lagi,kamu ragu karena Saka yang suka hilang terus datang lagi..,di saat kamu sudah yakin lagi sama Saka,kamu justru kehilangan Om Adi lagi,yang udah pasti gak akan kembali,menurut abang itu mungkin penyebab kamu kaya gini sekarang.."Kata Alan sambil mengelus dahi juga rambut Arinda.

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang