"Saka kesini mau minta tolong,Om." kata Saka.
"Minta tolong apa?,kok tumben?" tanya Deno yang duduk di seberang Saka.
"Arinda salah paham, tadi Saka sempat ketemu sama mantan Saka,dia ngajak Saka ngobrol berdua,dan Arinda izinin Saka-"
"Stop." Deno mengangkat tangannya seolah memerintah Saka untuk berhenti berbicara.
"Alan!," panggil Deno.
Suara langkah kaki mendekat dengan cepat. Langkah itu berhenti tepat di samping Deno. Alan sang pemilik langkah melirik Saka yang juga ada di sana,melirik Saka dengan tajam seolah mereka dua rival yang di pertemukan di satu ring.
"Ngapain Lo disini?," tanya Alan ketus.
"Hust, Arinda mana?," tanya Deno sambil memperingati Alan yang bersikap ketus pada Saka.
"Alan gak tau," jawab Alan namun sorot matanya masih mengarah pada Saka dengan tajam.
"Serius kamu gak tau?," tanya Deno lagi.
"Ayah seharusnya tanya dia, dari pagi Arinda di rumah dia, tapi gak tau selarang Arinda pergi sama siapa." kata Alan menyindir Saka dan berlalu begitu saja.
Deno menatap kepergian Alan kemudian meraih ponselnya di atas meja. Mengetikkan sesuatu di sana dan mengangkat ponselnya di telinga,setelah beberapa saat salam pembuka terdengar dari telinga Deno dan meletakkan ponselnya di meja. Terpampang nama Arinda membuat Saka terkejut karena laki-laki itu mencoba menghubungi Arinda beberapa kali namun seorang wanita terus berkata bahwa nomor Arinda sedang tidak aktif. Deno menekan tombol pengeras suara.
"Lagi dimana,Sayang?" tanya Deno.
"Lagi di luar, udah di rumah,Yah?" tanya Arinda dari seberang.
"Iya, kamu di luar mana?, Nenek datang malah kamu tinggal," kata Deno.
"Iya maaf,Arinda ada janji sampai besok,Yah. Arinda bakal nginep rumah teman." kata Arinda.
"Loh-loh, kok gitu?, bukannya kamu masih sakit?" tanya Deno khawatir.
"Ayah tenang aja,Arinda bisa kok tadi juga di antar Bang.Afra,"
"Kamu ada masalah?," kata Deno mencoba memancing Arinda.
"Enggak,masalah apa emang?" tanya Arinda yang terdengar bingung dengan pertanyaan Deno.
"Yaudah bagus kalo gak ada masalah."
"Apa sih?,Ayah jadi aneh."
"Kamu sama siapa?, sendiri?" tanya Deno berusaha menebak.
"Enggak kok,gak sendiri."
"Sama siapa?"
"Sama Saka,"
"Saka siapa?"
"Sakanya Arinda,"
"Sakanya Arinda yang mana?"
"Ya ampun,Sakanya Arinda.Ayah lupa?"
"Yang mana?,Ayah gak tau yang namanya Sakanya Arinda itu yang mana?"
"Saka Adi Wijaya,masa Ayah gak tau?" kata Arinda dengan rengekannya,hal itu membuat Saka tersenyum lebar bahkan menahan tawanya.
"Oo,calon mantu." kata Deno.
"Udah ya,salam buat Nenek sama Bunda,Assalamualaikum."
Saka menatap Deno setelah meletakkan ponselnya kembali di meja yang ada. Deno pun nampak bingung harus bersikap pada Saka,karena merasa bahwa Deno tidak bisa memaksakan kehendak Arinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintara Perwira [END]
AcakKisah cinta dari dua insan yang pernah menjalin hubungan, kini kembali di pertemukan dalam satu acara yang sengaja di bentuk oleh kedua keluarga. Pertemuan keduanya tidak berakhir di situ, mereka justru harus di persatukan dengan profesi yang sama d...