47. Penyelamatan Sandera

1.9K 136 3
                                    

Selamat membaca teman-teman..

buat kalian yang trauma sama insiden penyiksaan,kekerasan atau semacamnya lebih baik skip ya..aku gak mau bikin trauma kalian lebih dalam,mungkin kalian fikir kalo tulisan ku gak ngefeel jadi gak mungkin berpengaruh..ya terserah,cuma aku ngingetin aja..Cipp



Arinda telah siap dengan seragam lengkapnya di hadapan Alan,Alan nampak sangat khawatir dengan kondisi Arinda yang baru saja tiba di 33/202 juga penyakit Paru-paru basah yang baru disaja dapat di sembuhkan,walaupun demikian Arinda tetap melakukan terapi oksigen sesekali agar paru-parunya bekerja dengan sempurna.Beberapa kali Alan menawarkan agar tetap di tempat dan mempercayakan tugasnya pada Alan,lagi-lagi Arinda menolak,dia sudah berjanji di depan Mayor.Marno dan Pangdam bahwa dia akan membawa kembali sandera hingga mempertaruhkan seragamnya,Arinda tidak bisa menjadi pengecut sekarang.

"Nda,Abang khawatir kamu gak balik,"kata Alan sambil ikut merapikan beberapa pakaian Arinda yang tidak rapi.

"Izin bang,Naudzubillah..Ucapan adalah doa,"kata Bagas yang juga ada di sana

"Arinda,Bagas ayo bersiap,"perintah Saka

Arinda tersenyum pada Alan sebagai salam pepisahan,Alan tak membalasnya sedikit pun,Arinda tidak ingin menunda tugasnya memilih meninggalkan Alan,namun dengan cepat Alan menahan lengan Arinda dan menatap mata Arinda dengan dalam.Lagi-lagi Arinda memberikan senyum terbaiknya seolah menenangkan Alan

"ternyata gue pandai menirukan seseorang dan pandai membuat orang khawatir," kata Arinda kemudian melepas paksa tangan Alan yang masih menggenggam lengannya dan berlalu meninggalkan Alan

Saka tersenyum mendengar penuturan Arinda,apa yang di ucapkan adalah kenyataan,Arinda tak hanya pandai menirukan seseorang,tapi juga pandai membuat orang khawatir,seperti sekarang contohnya,Alan,Bagas,Saka dan orang terdekatnya  pasti di landa khawatir hari ini.

"Adik Lo emang paling pandai bikin kita semua khawatir,"kata Saka dan diangguki oleh Alan.

"gue pamit ya,surat wasiat tanah gue ada di meja,di ujung amplop ada kodenya untuk penerima,kodenya Lo bisa liat di hp gue,tapi inget lo bisa buka hp gue kalo gue gak selamat,"kata Saka untuk menghilangkan rasa tegangnya.

"gaya Lo wasiat tanah,gaji juga gak seberapa ngomongin tanah,tanah siapa emang?,tanah makam?!," kata Alan tertawa.

"oh ya kabarin pusat jam 9,gue minta MI-17 buat stand by di titik jemput,sama tolong pimpin pembukaan apel anggota baru jam setengah 10 pagi," kata Saka

"kebanyakan pesan Lo!,bingung gue,"kata Alan

"Lan,gue serius,"kata Saka dengan gusar

"iye,sensi banget sih Lo kaya cewek,"

"bukan sensi,jujur gue tegang banget sekarang,"

"yah,payah Lo,nih dengar gue ya,kalo lo ragu atau tegang ambil keputusan yang menurut lo benar,sikat aja udah!,"Saran Alan

"gue gak tau apa jadinya gue nanti di dalam hutan tanpa Lo,"kata Saka memelas

"kalo lo pulang gue bawain rok tutunya Arinda waktu SMP deh!,"ucap Alan dengan kesal

"heran gue jadi orang gini amat,jijik tau gak!."Alan meninggalkan Saka begitu saja sambil mengambil hp milik Saka dari tangan pemiliknya dengan kasar.

~~~

4 jam menuju waktu terakhir penyelamatan sandera,namun sandera belum di temukan,jangankan menemukan bahkan menemukan titik temu pemberontak Sulu di hutan pedalaman Poso masih belum di temukan,sekitar 5 KM telah Saka dan tim lalui namun tak kunjung menemukan tanda-tanda keberadaan pemberontak sedikit pun.

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang