23. Mimpi Indah ya..

2.7K 180 6
                                    

"dan lagi-lagi pikiran lo adalah Cuma Kadek yang terbaik,hingga buat lo berhalusinasi seolah-olah yang Saka lakukan itu adalah perbuatan Kadek."Jelas Bagas lagi.

"apa gue sebuta itu?"Tanya Arinda menatap nanar ke arah Bagas.

Bagas tak menghiraukan ucapan Arinda,Bagas melangkah entah kemana,Fania tetap berada di samping Arinda,memberinya tepukan pada punggung Arinda menyalurkan semangat untuk sahabatnya.

"Anin dimana?"tanya Arinda saat merasa bahwa dia butuh pelukan dari sahabatnya itu.

"She's here!"Kata Fania menunjuk ponselnya yang tergeletak tepat disamping Arinda,kemudian Fania mengangkat ponselnya ke arah telinganya

"Dia nyari Lo!"Kata Fania,Arinda pun mengernyit masih tak tahu dengan maksud Fania.

Sambungan terputus,namun Arinda tak kunjung mengerti,Arinda masih menatap Fania masih mengernyit.

"Dari tadi Anin telfon,dia gak bisa kesini soalnya besok Kak Dika ada tugas,Jadi Anin mau berduaan dulu katanya..,tapi dia udah dengar semua cerita dari telpon tadi.."Jelas Fania

"sejak kapan?"tanya Arinda

"sejak lo mulai cerita,gue buru-buru telpon Anin,hehe"Kata Fania membuat Arinda mendengus kesal.

Hampit 15 menit Arinda dan Fania menunggu Bagas,entah kemana Bagas pergi,pergi tanpa pamit membuat Fania sedikit khawatir,hari pun semakin malam,ponsel milik Bagas tertinggal di mobilnya.

"Pacar lo kemana sih?"Tanya Arinda

"Mana gue tau,kalo gue tau juga nyusul dia dari tadi!"Jawab Fania kesal

"Nda!"Panggil seseorang membuat Arinda terperanjat

Arinda dan Fania menatap Bagas dengan kesal,mata mereka seolah berapi-api melihat keadaan Bagas sekarang yang beruntungnya baik-baik saja,padahal membuat mereka berdua hampir terkena stroke ringan.Namun terlihat bahwa Bagas tak sendiri,dia datang bersama Saka.

Bagas tersenyum menanggapi tatapan mereka,terutama pada Fania,Bagas tersenyum hingga menampilkan giginya.

"Sayang,pulang yuk,ada yang mau ngobrol berdua katanya.."Kata Bagas manja pada Fania,tak biasanya Bagas bersikap demikian.

"Jijik gue,Badan gede,rambut cepak,seragam kacang ijo eh tingkahnya kaya Mariposa"Ejek Arinda

"Disini panas ya..,ada yang syirik..,pulang yuk udah malam juga.."Kata Bagas tanpa memperdulikan ucapan Arinda,Bagas segera menarik pergelangan tangan Fania untuk pulang dan menepukkan tangan kosongnya pada bahu Saka,seolah memberi semangat.

Fania yang gelagapan karena ditarik paksa oleh sang kekasih pun merasa tidak enak pada Arinda,sebab pergi tanpa pamit,Fania memutuskan untuk menelfon Arinda.

"Kamu telpon siapa?"tanya Bagas

"Arinda" jawab Fania,namun dengan segera Bagas merampas ponsel kekasihnya dan menyimpannya dalam saku miliknya.

"Don't bother her!"Kata Bagas dan mendorong pundak Fania agar masuk ke dalam mobil.

Arinda dan Saka masih diam satu sama lain,tak ada satu pun yang memulai pembicaraan serta waktu yang terus bergerak maju dan hawa semakin dingin.Hal itu membuat mereka semakin diam membisu.

"Besok ada kerjaan?"tanya Arinda memberanikan diri.

"Besok urus surat pindah korp "Jawab Saka

"Besok aku mau urus sendiri,boleh aku ambil berkas-berkas ku?"Tanya Arinda, sebenarnya Arinda mencoba membuka hatinya untuk Saka lagi.

"Ha?"Saka mengerjapkan matanya beberapa kali,mencoba mengingat kembali apa yang di katakan Arinda

"Besok aku mau urus sendiri,boleh aku ambil berkas-berkas ku?"Tanya Arinda sekali lagi

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang