Votenya Seret!!!!
Typo kasih duit!Mobil Saka telah berhenti di parkiran gedung serbaguna yang mewah.Arinda masih sibuk merapikan make up dan penampilannya hari ini,pakaian mereka nampak serasi dengan warna senada,yaitu coklat.
"Ternyata gini ya rasanya acara pernikahan.."kata Saka saat Arinda sudah keluar dari mobil Saka.Arinda hanya membalas ucapan Saka dengan alis yang terangkat.
"Kita salah kostum gak sih?"Tanya Saka pada Arinda,karena Saka melihat tamu yang datang menggunakan setelan jas dan gaun gaun indah,sangat sedikit orang yang menggunakan batik dan jarik di acara tersebut.
"Yaudah sih biarin,gak bakal keliatan norak kok.."Kata Arinda.
"Ciee yang udah selesai marahnya.."goda Saka.
"Untuk beberapa menit kedepan dan terpaksa,Ayo buruan!"Ajak Arinda sambil memeluk erat lengan kiri Saka.
"Iya iya yang gak sabar ketemu mantan.."ejek Saka.
"Kamu ngomong lagi aku lempar heels!,bawel banget jadi cowo,heran deh!"Kata Arinda berapi-api membuat Saka menahan tawanya.
Sampai di depan pintu masuk Arinda di minta untuk menulis buku tamu dan menukarkan kartu undangan dengan souvenir dari keluarga mempelai sebagai kenang kenangan.Namun,Arinda tidak membawanya,Arinda tidak membuka dan menyentuhnya karu undangan itu,terakhir Arinda hanya tau jika dia di undang,dan undangan tersebut berada di laci rumah dinasnya,Fania dan Anin adalah orang yang tau pasti letak kartu undangan tersebut.
"Mbak maaf saya gak bawa undangannya,gimana ya?"tanya Arinda
"Maaf mbak,kalo gitu mbaknya tidak di izinkan masuk.."Kata salah satu penerima tamu.
Saka tiba-tiba menyerobot posisi Arinda yang berada di depan meja untuk menulis buku tamu.Hal itu membuat Arinda terhuyung dan hampir terjatuh sebelum akhirnya tangan refleknya memeluk pinggang Saka.
"Kak!!"Pekik Arinda dengan kesal.
"Iya sayang,sabar"Kata Saka membiarkan Arinda yang hampir terjatuh dan memeluk pinggangnya.
Arinda segera melepas tangannya dari pinggang Saka,Saka sibuk menulis buku tamu,sedangkan Arinda sibuk membuang mukanya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah akibat panggilan Sayang yang di layangkan Saka di depan penerima tamu,beberapa penerima tamu di hadapan mereka pun ikut tersenyum saat mendengar panggilan Saka untuk Arinda.
"Mbak saya juga gak bawa undangan,karena saya di undang melalui lisan,gimana?"tanya Saka setelah selesai menulis buku tamu.Arinda pun mendengarkan perkataan Saka saat wajahnya sudah normal kembali.
"Atas nama siapa mas?"tanya penerima tamu yang kini terlihat sedikit mengeluarkan jurus centilnya di hadapan Saka.
"Itis nimi siyipi mis?,heh basi!"Kata Arinda ke arah lain.
"Jangan panggil dia mas,dia udah om-om!"kata Arinda menyindir penerima tamu tersebut dengan kesal.
Arinda berjalan kembali menuju parkiran mobil,Saka pun hanya mengikutinya dari belakang sambil mengulum senyumnya,melihat Arinda yang kesulitan berjalan karena heels dan jariknya.
Arinda mengangkat ponselnya menuju telinga,Saka mulai mendekat ke arah Arinda,untuk mengetahui siapa yang akan Arinda panggil.
"Telpon siapa?"Tanya Saka.
"Halo bu,Arinda di depan.."Jawab Arinda pada telfon,tanpa memperdulikan pertanyaan Saka.
"Di parkiran.."
"Iya bu.."
"Siapa?"tanya Saka lagi.
"Ayo kita di tunggu di meja penerima tamu.."Kata Arinda berjalan dengan Saka seperti awal kedatangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintara Perwira [END]
RandomKisah cinta dari dua insan yang pernah menjalin hubungan, kini kembali di pertemukan dalam satu acara yang sengaja di bentuk oleh kedua keluarga. Pertemuan keduanya tidak berakhir di situ, mereka justru harus di persatukan dengan profesi yang sama d...