39. Clubbing

2.1K 127 14
                                    

Maaf ya kalo kalian bosen sama cerita ku..
Soalnya pengen ceritanya cepet selesai,Doain juga siapa tau bisa buat cerita lagi di akun pribadi..aamiinn..


Seminggu sudah Arinda berdiam diri di rumah,setelah sepuluh hari menetap di rumah sakit.Tubuhnya mulai membaik,paru-parunya sudah bisa di ajak berkompromi,tidak seperti sebelumnya,bahkan hanya untuk berjalan menuju toilet saja nafasnya memburuh dan keringat membasahi tubuhnya.

Arinda turun dari kamarnya,saat merasa bosan di malam minggu ini,dia menyusuri tangga dengan larian kecil untuk menghampiri Bundanya yang sedang menonton televisi.

"Bun,Arinda keluar ya..?"Tanya Arinda meminta persetujuan.

"Kamu itu baru sehat,angin malam juga gak bagus,Yakan Manda?"Tanya Bunda pada Manda yang ada di sampingnya.

"Iya,ini udah jam delapan juga,mau keluar kemana sih?"Tanya Manda.

"Arinda mau ketemu Bagas kok.."Kata Arinda,inilah kuncinya,Arinda akan di bebaskan jika pergi bersama Bagas.

"Yaudah,dijemput kan?"Tanya Bunda.

"Kalo di jemput Bagas pulangnya pasti malam,aku di antar aja ya.."Kata Arinda dan di angguki Bundanya.

Arinda segera mengganti pakaiannya,hanya sekedar celana jeans panjang,kaos polos dan di balut kemeja kotak-kotak sebagai outer.

Arinda meminta supir pribadi Deno untuk mengantarnya menuju Caffe,disana sudah ada Bagas dan Fania.Tak membutuhkan waktu lama,Arinda tiba di hadapan Bagas dan Fania.

"Hai apa kabar?"Pekik Arinda kegirangan karena bisa bertemu setelah hampir satu bulan tak bertemu.

"Gimana udah sehat?"Tanya Bagas yang baru beberapa minggu ini mengetahui kabar tentang Arinda yang sakit.

"Alhamdulillah.."Jawab Arinda.

"Syukur deh!"Ketus Fania,Arinda tak terlalu menghiraukan nada bicara Fania.

Mereka pun terus mengobrol tentang ini dan itu,bukan mereka,lebih tepatnya hanya Arinda dan Bagas,Arinda pun sedikit merasa tidak enak karena mengganggu,namun Bagas selalu menyangkalnya dengan alasan "kaya sama siapa aja!".

"Eh acara Semarak kemarin,pengganti gue jadi co-host siapa?"tanya Arinda pada Bagas.

"Anin.."Jawab Bagas

"Serius?"tanya Arinda dan di angguki oleh Bagas.

Waktu semakin malam,Arinda pun tak ingin lebih lama mengganggu kedua sahabatnya yang tengah menghabiskan waktu berdua.Arinda ingin berpamitan namun tertahan oleh dering ponsel dari tasnya.

Arinda melihat nama yang tertera pada layar ponselnya,Arinda sedikit ragu karena tak tertera nama di layar poselnya.

"Siapa?"Tanya Bagas

"Gatau,gak ada namanya.."Jawab Arinda

"Angkat aja,siapa tau penting kan.."Kata Bagas sambil menyesap minumannya.

Arinda pun mengangkat panggilan tersebut,pertama kali yang Arinda dengar adalah namanya yang terpanggil dari sebrang,namun panggilan itu seperti suara orang menangis.Arinda pun menjauhkan diri dari Bagas dan Fania.

"Maaf siapa ya?"Tanya Arinda

"..."

"Oh ya..Kenapa? Kenapa nangis? Kamu tenang dulu deh..ngomongnya pelan-pelan..Aku tunggu kok..kamu bisa jelasin pelan-pelan..."Tanya Arinda

Cukup lama Arinda menempelkan ponselnya di telinga,setelah mendengar beberapa kalimat dari sang penelfon, Arinda segera berlari ke meja Bagas dan Fania.

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang