16. Tetangga Perwira 2

2.9K 217 4
                                    

Maaf ya..gak sempat up semalam,karena di luar ekspektasi saya ketiduran😅

So di lanjut hari ini ya..
Thanks you..

~~~

Setelah mengambil beberapa benda penting yang ada di rumah Orangtuanya Arinda menghubungi Anin untuk mengajaknya makan siang bersama sekaligus meminta maaf.

Tangannya bergerak mengetikkan setiap kata untuk menarik minat Anin membaca pesannya,beberapa kali dia menghapusnya kemudian mengetik dengan kalimat lain.

"Nin dimana?"

Delete

"Nin masih marah?"

Delete

"Nin gue sadar,gue mau minta maaf sama lo,tapi gue gak akan lega kalo gak ngomong langsung..,lo dimana?kita makan siang bareng ya..itung-itung perminta maafan gue..,sama ada sesuatu penting yang perlu gue omongin.."

Send

Arinda menekan tombol send dengan ragu,namun akhirnya dia memberanikan diri untuk menekannya dan dapat bernafas lega.Dan senyumnya terukir saat mengetahui pesannya sudah dibaca dan akan di balas.

"Gue ada di tempat biasa dekat Mabes,kita double date..,kalo lo gak keberatan datang aja.."

Arinda berfikir apa tidak mengganggu jika dia datang?,namun dia menepisnya dan segera datang ke tempat tersebut.

Suasana ramai dari tempat makan ini membuat suara bising dan mengganggu pengelihatannya,Arinda kesulitan untuk menemukan Anin di dalamnya,satu per satu meja Arinda pandangi.

Kemudian matanya menangkap Fania yang tengah melambaikan tangan padanya,ternyata Anin bersama Dika,kekasihnya dan Fania bersama Bagas.

"Sorry ya ganggu.."kata Arinda canggung

"Kaya sama siapa aja..Ada apa nih?"Kata Fania ceria seolah tak ada masalah di antara mereka.

"Tunggu,ini gue gapapa disini? Gue bisa pergi kalo kalian keberatan.."tanya Dika.

"Gapapa kak!"Jawab Arinda cepat.

"Jadi..?"Tanya Bagas.

Arinda menarik nafasnya dalam-dalam,menghembuskannya perlahan sambil menahan tangisnya agar tak tumpah,namun usaha itu sia-sia.

"Guys gue tau gue udah bodoh banget,gue terlalu hanyut dalam kesedihan,terlalu ke kanak-kanakan,gak tau terima kasih,sok tegar and anything"Kata Arinda menangis,Fania yang ada di samping Arinda pun menggenggam tangannya memberi ketegaran padanya.

"Tapi gue harap kalian tau,gimana gue ngerasain hal yang sama 2 kali,gue trauma..gue jatuh cinta di profesi yang sama,hingga buat gue benci pekerjaan gue sendiri.."Kata Arinda membuat Bagas dan lainnya menatap gadis tanpa semangat itu sendu.

"Thanks ya Nin,tamparan lo buat gue sadar,gue gak bisa gini terus,tapi satu hal yang pasti,gue masih takut..,takut untuk buka hati lagi..,sebenarnya hati gue belum siap terima Kadek,tapi.."Kata Arinda di potong oleh Anin.

"Stop it,maaf ya gue kasar sama lo,tapi gue harap lo ngerti,lo harus terus maju nda,gak bisa gini terus!"Kata Anin ikut menggenggam tangan kanan Arinda.

"Lupain Kadek,gue tau berat,tapi lebih berat kalo lo terus sedih nda..,lo gak bisa begitu terus,begitu pun kita.."Kata Anin.

"Jangan matiin hati lo hanya karna Kadek,cinta kita ke lo lebih besar dari Kadek,"Kata Bagas di angguki yang lain

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang