Selamat membaca!
Arinda terlihat sangat ceria,suara tawa terdengar begitu merdu saat beberapa kali Arinda menampilkan wajah konyolnya di depan anak-anak yang tengah bersedih.Suara tawa itu berasala dari mereka yang memlerjuangkan masa depan yang indah tanpa pegangan arah dan kasih sayang.
Saka terus menatap Arinda,senyum yang akan menjadi candu bagi Saka kemudian hari,hingga tak terasa senyuman Saka ikut terbit saat melihat Arinda memeluk mereka satu per satu.
"Cantik ya.."Puji Seseorang yang berdiri tepat di samping Saka.
"Eh pak Andro,Iya cantik.Ma-ma-maksud saya gak gitu,tapi..Ta-Tapi apa kabar..Pak?" Kata Saka dengan panik.
"Kamu itu..Kalo udah suka ya diseriusin..Keburu diambil yang lain..Cantik gitu kok orangnya.."Kata Pak Andro.
"Iya pak doain.."Kata Saka terkekeh.
"Turut berduka ya..jujur saya kaget dengar bapak meninggal.."Kata Pak Andro sambil mengelus punggung Saka.
"Gimana pak Yayasannya?"Tanya Saka yang memilih mengganti topik pembicaraan dengan Pak Andro yang di ketahui sebagai pengurus di Yayasan.
"Saya seneng tapi juga sedih,semakin banyak anak yang datang kesini,tapi semakin banyak juga anak-anak yang masih kecil harus menata masa depannya sendiri.."Kata Pak Andro
"Tapi mereka terlihat ceria ya pak..,kaya gak ada beban sama sekali,padahal jauh di dalam hati mereka,mereka rindu kasih sayang..,tapi yang mereka mampu hanya menyayangi temannya satu sama lain.."Kata Saka sambil menatap ke arah Arinda dan anak-anak Yayasan.
"Mereka ceria karena ada wanita itu,liat interaksi dia sama anak-anak,dia bukan tampil sebagai tamu,tapi sebagai Ibu.."Kata Pak Andro yang juga melihat ke arah Arinda yang tengah mengajari seorang anak untuk menulis.Hal yang di katakan Pak Andro pun benar,membuat Saka menaikan sudut bibirnya membentuk senyuman,rasa bangga dan rasa ingin memiliki semakin memuncak dalam hati Saka.
~~~
Baru saja Arinda memasuki pintu depan Yayasan,Arinda di sambut dengan banyaknya anak-anak yang tersenyum hangat kepadanya,ratusan anak yang ada pun tak sungkan untuk bersalaman dengan Arinda,Manda,Alan dan Saka.
Saka terlihat sangat akrab dengan anak-anak disana memilih mengajak mereka untuk bermain di taman yang telah di sediakan di belakang Yayasan.
Arinda mengikuti langkah dan tarikan anak-anak dari tangannya yang menggiring Arinda untuk menuju tempat favorit dari beberapa anak di sini.
Tak hanya anak-anak,banyak anak remaja yang ikut bergabung untuk bercerita dengan Arinda dan Saka,sampai akhirnya Arinda harus mengurusnya sendiri karena Saka pergi untuk ke toilet,hal itu membuat Arinda geram,karena Saka meninggalkannya sendirian dengan keasingan tempat dan anak-anak di dekatnya.Bukannya tidak mau,Arinda hanya canggung dan bingung harus melakukan apa.
Arinda memutuskan untuk menghibur mereka dengan trik sulap yang dia lakukan asal melalui selembar tisu yang ada dalam tasnya.
Arinda mulai melakukan sulap layaknya pesulap profesional,menampilkan pada anak-anak di sekelilingnya bahwa tissu yang dia gunakan benar benar tissu yang bersih dan tak serisi apapun.Kemudian Arinda menaikan tissu tersebut untuk menutupi wajahnya,selang beberapa detik dia menyingkirkan tissu tersebut kebawah dan menampilkan wajah terburuknya dk hadapan anak-anak,Beuntung anak-anak tersebut tertawa,tak jarang mereka menunjuk wajah Arinda dan menyebutkan sesuatu yang mirip dengan wajahnya.
"Hahahaha kaya monyet!"
"hahahaha alisnya kaya ulet gatal! Hahahahaha!"
"Pipinya kaya tomat ya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintara Perwira [END]
AcakKisah cinta dari dua insan yang pernah menjalin hubungan, kini kembali di pertemukan dalam satu acara yang sengaja di bentuk oleh kedua keluarga. Pertemuan keduanya tidak berakhir di situ, mereka justru harus di persatukan dengan profesi yang sama d...