31. Baju Batik Coklat

2.5K 164 22
                                    

Arinda telah siap dengan kebaya modern dan jariknya,rambut pendeknya dia sulap menjadi bergelombang dengan aksen mutiara di atas telinga kanannya.

Arinda menunggu Saka,kurang lima menit lagi waktu akan menunjukan pukul 7 malam,Arinda menatap jam tangannya dengan gusar,tidak biasa Saka akan terlambat,jika terlambat dia akan mengirim pesan setengah jam sebelum waktu perjanjian.

Seketika pikirannya melayang pada saat Praspa di Istana negara,dimana saat Arinda memoles wajah dan tubuhnya dengan sempurna untuk hari bersejarah Saka,namun di luar dugaan,Saka justru tak menampakkan diri sedikit pun.

Arinda menggelengkan kepalanya,berusaha melupakan pikiran tersebut,memejamkan matanya dan terus berfikir positif tentang Saka.

"Dia gak akan ninggalin gue lagi kan?"Tanya Arinda pada diri sendiri.

"Gue telpon aja apa ya?"Pikir Arinda.

~~~

Saka POV

Setelah pulang dari rumah Arinda,rasanya hidup kembali bangkit,senyum tak pernah pudar dari wajah saya,Hebat ya? Seorang Arinda bisa membuat saya dan Papa saya takut kehilangannya.

Saya pulang dari rumah Arinda tepat pukul 12 siang,biasanya saya akan memanfaatkan waktu untuk tidur,sambil menunggu waktu malam untuk kelanjutan hubungan saya.

Saya merebahkan tubuh saya di atas kasur lama saya,namun mata saya tak kunjung terpejam,perasaan saya tertarik untuk menghubungi Arinda.Tanpa menunggu waktu lama saya meraih ponsel saya di nakas dan mengirim pesan untuk Arinda.

To : Arinda S

Lagi ngapain?,udah makan?
Jangan lupa shalat

Pesan sudah saya kirim 20 menit yang lalu,tapi Arinda tidak segera menjawabnya,membuat saya gusar dan semakin tidak bisa memejamkan mata.

Saya memutuskan melihat album foto yang ada di atas meja belajar lama saya,terdapat banyak album foto dan buku buku lama saya.

Hingga pukul 5 sore saya tidak bisa memejamkan mata,saya gusar dan hanya bisa berjalan memutari kamar berkali-kali,untuk menghilangkan rasa gusar saya memilih untuk mencari baju yang pas untuk acara nanti malam.

Saya sadari saya seperti anak perawan yang akan bertemu calon pacarnya,puluhan baju resmi yang saya miliki telah berhamburan di lantai dan kasur saya,Saya menyadarinya setelah menemukan satu kemeja batik coklat dan celana kain hitam.

Adzan maghrib belum berkumandang,namun rasa gusar semakin menghantui saya,entah mengapa rasa gusar itu semakin besar,mungkin karena menjelang detik-detik keputusan Arinda.Saya memilih untuk menyiapkan diri kemudian menjalankan shalat maghrib.

Setelah shalat maghrib saya turun untuk pamit pada Mama saya.

"Ma,Saka berangkat.."Pamit saya buru-buru,takut Mama saya curiga dengan penampilan saya.

"Mau kemana?,Mama udah masak loh Ka.."Kata Mama.

Rasa bingung menghampiri saya lagi,gimana rasanya saat orang tua susah payah memasak untuk anaknya namun anaknya tak menyentuhnya sedikit pun,pasti akan sangat kecewa.

"Mama taruh aja di kotak bekal,ntar Saka makan di mobil..Saka mau nyiapin mobil dulu.."Kata saya sambil berlalu.

Kini rasa gusar yang semakin besar itu bertambah menjadi kepanikan,satu demi satu kecerobohan saya lakukan selama perjalanan menuju garasi mobil,entah menabrak tembok,terbentur pintu,menabrakkan kaki ke kaki meja dan masih banyak lainnya.

"Allahuakbar!,pertanda burukkah ini?"Kata ku dengan kesal.

Setelah mengeluarkan mobil,saya kembali masuk dan berpamitan pada Mama saya serta mengambil kotak makan yang sudah berisi nasi dan lauknya.

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang