25. Aku Pergi

2.8K 166 9
                                    

Edisi ngetik Marc Marquez
Typo kasih (duit) Tau!

Seharusnya Up kemarin,Karena kemarin aku lagi banyak pikiran + sad moment,keluarga ku yang di Surabaya meninggal dalam waktu satu hari,4 Saudara dari Ayahku harus di Makamkan dengan protokol yang seharusnya,jadi 4 saudara itu di makamkan di tempat yang beda-beda...

Nice day! Stay Health my readers!❤

Thank You!

"Aku jaminannya,Nyawaku jaminannya,Akan aku beri nyawaku di detik yang sama..Jika putrimu memang gagal.."Kata Adi,kemudian sambungan panggilan mati begitu saja setelah Adi selesai berbicara.

Arinda berjalan menuju meja makan sambil berfikir,Seberat itukah yang harus dia emban hingga Ayahnya mengkhawatirkannya,juga Adi yang tampaknya tak bisa memberi kejelasan tentang bahayanya Tugas kali ini.

Arinda kembali duduk di meja makan,tak lama Adi pun kembali duduk di meja makan,Arinda bingung bagaimana cara pamit pada keluarga Adi.

Raut bingungnya juga sikap gelisahnya begitu tampak pada Arinda,hal itu membuat risih Indah dan Saka yang ada di dekatnya,sedangkan Adi tampak tenang dan tak terganggu dengan sikap Arinda,karena dia tau jika Arinda tidak siap dengan tugas dadakan yang seharusnya di jadwalkan malam ini.

"Arinda gapapa nak?"Tanya Indah pada Arinda.

"Iya,Baik-baik aja kok ma.."Kata Arinda berusaha sesantai mungkin.

"Yakin?"Tanya Saka kali ini.

"Ok,but Sorry Kak,Ma,Pa.."Kata Arinda tertahan

"Kenapa nda?"Tanya Adi.

"I have to-to go now,A-Ayah lagi butuh Aku.."Kata Arinda ragu.

"Kalo gitu berangkat bareng Papa nda,gimana?"Kata Adi meminta persetujuan.

"Siap,tapi Sekarang pa.."Kata Arinda,membuat Saka menghembuskan nafasnya.

"Aku antar.."Kata Saka.

"Udah Papa aja yang antar,kamu urus suratnya Arinda sekalian ya.."Kata Adi menyela ucapan Arinda,karena terlihat Arinda tergagap tak bisa menjawab.

Adi mulai beranjak dan bersiap,mengulurkan tangannya pada sang Istri kemudian anak semata wayangnya,Arinda pun beranjak dari kursinya,bersalaman dengan Indah dan melirik Saka sekilas yang tengah meneguk air mineral dari gelasnya.

"Kak aku pergi ya..,maaf ngerepotin.."Kata Arinda tidak enak,karena kemarin Arinda sendiri yang meminta untuk mengambil berkasnya dan mengurusnya sendiri.Kini justru Saka yang mengurusnya.

"Hem.."Jawab Saka membuat Arinda makin di rundung kesalahan.

"Aku gak bawa tas,titip juga ya..Ada beberapa yang harus di Copy juga,minta tolong ya.."Kata Arinda,lagi lagi Saka hanya bergumam

"Daaa.."Kata Arinda sambil mencubit Pipi Saka.

Hal itu tak lepas dari pengelihatan Indah,Indah pun tersenyum saat melihat wajah tegas sang anak yang mendadak merah, karena tingkah Arinda yang gemas pada Saka.

Tak di sangka bahwa Saka bisa menjadi orang yang berbeda di Lapangan,di rumah dan di depan Arinda,Tingkahnya yang sok cuek dan sok ngambek pada Arinda tadi membuatnya gemas,bagaimana bisa laki-laki berambut cepak,dada bidang dan tinggi badan mendekati orang eropa ini bisa bersikap demikian.

Arinda memasuki mobil pribadi milik Adi yang di kendarai oleh Dree.

"Arinda,ini nomor Dree,kamu bisa hubungi dia kalo ada apa-apa,kamu juga bisa minta jemput kalo kamu mau ke rumah.."Kata Adi pada Arinda,menyerahkan secarik kertas kecil bertuliskan beberapa nomor.

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang