53. Dilan

2K 167 36
                                    

Masuk ke dalam ruangan Panglima TNI tidak menyeramkan bagi Arinda dan anggota lainnya,justru menjadi pengalaman baru bagi setiap anggota yang merasakan tempat sakral bagi para anggota TNI.

Keputusan Panglima TNI dan Para Menteri membuat semua anggota berbahagia.Bagaimana tidak,jika mereka di beri cuti selama 2 minggu dan dibebas tugaskan selama 3 bulan penuh,sedangkan Arinda di beri dispensasi khusus dengan cuti hingga sembuh dan tidak ada bebas tugas karena Arinda termasuk jajaran Paspampres grup B yang harus siap mengawal Presiden atau Wakil Presiden kapanpun dibutuhkan.

Para Anggota yang berbahagia mengadakan pesta secara diam-diam,penggelar acara tersebut adalah Letjen.Deno.Entah apa tujuan penyelenggaraan pesta tersebut namun yang pasti hal itu membuat Arinda menggerutu kesal karena mereka akan mengadakannya di rumah Deno,yang berarti di rumah Arinda juga dengan kondisi Arinda yang tidak dalam kondisi sehat sempurna.

Mereka semua berada di Aula Mabes yang berada di lantai paling atas untuk melaksanakan jamuan makan yang Panglima TNI sediakan khusus anggota Poso.Selama menanti kehadiran Panglima TNI yang masih mengurus beberapa tugas kecilnya,Para Anggota mulai menyusun wacana pesta.

"Boleh kok,besok jam 7 kumpul di rumah ya,sekalian pesta untuk melepas masa lajangnya Alan," kata Deno pada seluruh Anggota yang baru saja pulang dari Poso,Para Anggota tertawa menanggapi ucapan Deno.

"Mereka pesta di saat gue sakit gini?,kesannya kaya berbahagia di atas penderitaan orang lain!." batin Arinda.

Arinda yang duduk di kursi roda terkejut karena sentuhan pada bahunya,sentuhan itu berasal dari dua malaikat baik bagi Arinda yaitu Renata dan Indah.

"Ada yang sakit,Nda?,"tanya Indah saat melihat Arinda terperanjat akibat sentuhannya.

"Enggak kok ma,kaget aja tadi," jawab Arinda.

"Dokter bilang apa?,"tanya Renata pada Arinda.

"Arinda gak paham,Bun.Pokoknya kaki Arinda gak bisa berfungsi kaya biasanya,dokternya bilang kalo kaki kanan Arinda lumpuh sementara,karena peluru yang masuk itu-,"

"Bunda,aku turun nyusul Manda di lobby,"pamit Alan dan di angguki oleh Renata.

"Punggung kamu aman?,"tanya Indah.

"Aman kok,cuma agak susah aja buat rebahan," jawab Arinda terkekeh.

Jamuan makan terlaksana dengan hikmat,sesekali Panglima TNI tak canggung untuk menebar humor lucu bahkan menggoda para anggota yang kebanyakan masih mengemban status lajang.

Setelah melakanakan jamuan makan para anggota di persilahkan untuk pulang,Alan yang merindukan calon istrinya memilih untuk menghilang berdua di bandingkan pulang bersama keluarganya,langkah mereka mendahului hingga meninggalkan keluarganya yang masih berada di aula.

"Emang kalo cinta buat lupa segalanya," kata Arinda menyindir Alan meskipun Alan tak mendengar.

"Makanya cari pacar,yang pasti ada di belakang tuh,lagi ngobrol sama Mamanya,mau Bunda kenalin?," kata Renata menunjuk Saka yang tengah mengobrol sambil berjalan di samping Indah.

"Gak mau ah,"tolak Arinda cepat.

"Kenapa?,"tanya Renata penasaran,namun Arinda hanya mengangkat bahunya acuh.

~~~

Arinda tengah menatap layar televisi dengan malas,tak ada yang menarik bagi Arinda,Arinda meraih ponselnya namun tak kunjung tergapai karena letaknya yang lumayan jauh dari jangkauannya,sedangkan tubuhnya tak dapat bergeser karena kaki kanan yang seharusnya menjadi tumpuan sulit untuk di gerakan.

"Hampir sampai,"kata Arinda meraih ponselnya dengan susah payah hingga harus menahan nafasnya.

Hap

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang