"Assalamualaikum,Ayah apa kabar,?"
"Waalaikumsalam,baik kok,kamu gimana?,"
"Ayah curang,Abang pendidikan di telpon biarpun seminggu sekali,Arinda pendidikan gak ayah telpon sama sekali."
"suruh siapa kamu minggat?,makanya lain kali itu pamit,"
"ck,"
"ayah gak mungkin lepasin anak gadis ayah gitu aja,Ayah minta maaf ya kalo selama ini belum bikin kamu seneng,justru Ayah bikin kamu marah sampai harus minggat dari rumah,"
"ayah kok jadi gini sih,Arinda yang harusnya minta maaf,karena Arinda pergi dari rumah tanpa pamit sama Ayah dan bunda.Maaf belum bisa buat ayah dan bunda bangga,dan maaf Arinda baru berani telpon ayah sekarang."Arinda menepis kasar air mata yang luruh,Arinda sungguh menyesali perbuatannya yang mengambil keputusan sepihak hanya karena kekesalan hatinya.
"udah gak usah nangis,sampaikan terima kasih ayah buat Kolonel.Ridwan.Terima kasih sudah menjaga putri kecil Ayah hingga mampu berubah menjadi sosok Sersan Dua yang tangguh dan pemberan," ucapan Deno mampu menyihir perasaan Arinda,yang awalnya takut dan ragu,kini berubah menjadi rasa bahagia,haru dan rindu.
"Ayah,Arinda kangen,"
"besok ayah jemput ya,tapi ayah gak mau jemput di dalam,Ayah jemput di pos!."
"Siap!."
Sambungan terputus setelah mengucap salam,Arinda akhirnya bisa tersenyum mentap ponselnya,terdapat sedikit rasa lega saat selesai menelpon ayahnya setelah hampir 2 tahun tak berkabar,terakhir kali Ayahnya hanya mengirimkan hadiah saat ulang tahunnya dan hari raya,hal itu sama seperti kakaknya yang sibuk dengan pekerjaanya di Sumatera.
Arinda kembali meletakkan ponselnya di atas meja rias,saat akan kembali ke kasurnya Arinda mendengar suara pukulan keras dari balik tembok kamarnya,Arinda terpekik kaget dan melompat ke kasurnya serta menutup matanya rapat-rapat.
5.30 AM
Ayah Letjen
Papa harus ke Kodam pagi ini,Kamu berangkat sendiri ya..,nanti pulangnya Ayah antar..,maaf gak nepatin janji..
Setelah membaca pesan itu Arinda menelpon Bagas untuk berangkat bersama,kemudian Arinda telah siap dengan seragam PDL-nya,Arinda akan berangkat bersama Bagas,dia memutuskan mengunjungi rumah Bagas agar tidak menyusahkan Bagas,karena letak rumah Arinda yang cukup jauh dari rumah dinas Bagas.Arinda berlari ketika melihat jam tangannya yang menunjukan dia terlambat,hingga dia juga mengabaikan banyak sapaan para tetangga dan orang yang mengenalnya,namun mereka memaklumi karena Arinda sering seperti ini.
"Mbak,telat lagi?," sapa tetangga Arinda,namun Arinda tak menjawabnya sedikit pun.
Di sisi lain tetangga Arinda baru saja keluar dari rumah dinasnya,dia sempat menatap punggung Arinda yang menjauh,dia juga merasa aneh karena sikap sombongnya yang mengabaikan sapaan orang lain.
5.40 AM
"Akhirnya,tepat waktu," kata Arinda yang sudah memasuki mobil Bagas dan mendudukan diri di sambil kursi kemudi.
"tepat waktu arwah lo,ini jam 5.40 dan Lo janji jam 5.30!." ucap Bagas yang tanpa sadar menjadi bentakan karena kesal.Arinda tak menjawab sibuk meneguk air mineral yang ada di tas Bagas,Bagas pun mengabaikan Arinda dan mengemudikan mobilnya,sedangkan Arinda mengecek ponselnya,sesekali dia mengangkat ponsel di atas telinga dan menjawab pertanyaan dari seberang.
Mobil Bagas telah terparkir di halaman parkir Mabes AD,Arinda masih saja berkutat dengan ponselnya hingga tak menyadari jika sudah tiba di Mabes,Arinda turun dari mobil dan masih menarikan jarinya di atas ponsel,beberapa kali Bagas telah mengingatkan untuk tidak bermain ponsel saat berjalan namun Arinda hanya menjawab "ntar,tanggung..","iya","he.em" dan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintara Perwira [END]
RandomKisah cinta dari dua insan yang pernah menjalin hubungan, kini kembali di pertemukan dalam satu acara yang sengaja di bentuk oleh kedua keluarga. Pertemuan keduanya tidak berakhir di situ, mereka justru harus di persatukan dengan profesi yang sama d...