41. Copot Jabatan

2.2K 149 16
                                    

Arinda bersiap dengan setelan Jas dan celana kainnya,dia akan mengawal Ibu Negara hari ini,dalam acara sosial di kantor kementrian.

Arinda keluar rumah pada pukul 5 pagi,karena harus mengadakan briefing dengan anggota lain.Arinda akan menaiki Taksi online yang dia pesan di Provost nanti.

Arinda berjalan menuju provost,banyak sapaan menuju pada Arinda,hingga langkahnya harus terhenti karena panggilan Tamara,Istri dari Pratu.Eja.

"Arinda,kangen banget sama kamu..,kapan datang?,Ayah bunda kamu gimana? Sehat?,Kamu apa kabar? Ya ampun kangen banget tau.."Pekik Tamara sangat senang membuat beberapa ibu-ibu persit yang tergabung dalam Istri Bintara itu menatap Tamara dan Arinda dengan sengit.

"Suussstttt,jangan berisik dong mbak.."Bisik Arinda.

"Aku tuh senang banget tau,jadi kelepasan..."Kata Tamara tanpa menghiraukan tatapan sengit dari Istri-Istri Bintara.

"Alhamdulillah Ayah Bunda sehat kok mbak..,aku datang kemarin sore,oh ya Terima Kasih buat mbak sama bang Eja yang bersihin teras rumah tiap hari.."Kata Arinda memelankan suaranya sambil terkekeh.

"Iya,Sama-sama.."Kata Tamara.

Namun suara kekehan terdengar dari Istri-istri Bintara,membuat Arinda dan Tamara menoleh ke arah mereka,sesekali mereka melempar tatapan ke arah Arinda dan Tamara membuat Tamara geram karena sindiran mental tahu mereka,karena mereka menyindir Arinda dari balik wajah Arinda bukan di hadapan Arinda.

Tamara menyerahkan plastik belanjanya pada Arinda,Arinda pun menerimanya walau sedikit kesulitan,Tamara mulai menyingkap lengan panjangnya hingga tiga per empat dan melangkah.

"Mbak-mbak-mbak Tamara mau kemana?"Kata Arinda sambil menahan lengan Arinda.

"Mbak mau samperin ibu-ibu mental tahu itu,beraninya di belakang ngomongin orang!"Kata Tamara berapi-api,tak tanggung,Tamara mengucapkan sambil menatap garang ke arah Istri-istri Bintara.

"Loh-loh dek!,Yang sopan ya!,nanti saya laporin loh ke Bu Danton.."Peringatan dari salah satu Ibu-ibu tersebut.

"Iya,nanti kaya Sersan Arinda ya..kemarin kan menghadap ke Kasad,beritanya kesebar di instagram..biasanya kalo udah malu-maluin matra bisa copot jabatan,Ya ibu-ibu.."Kata ibu-ibu yang lain meminta pendapat.

"Iya..betul..kata suami saya juga begitu..mbak Arinda ini loh anaknya Pati kok tingkahnya kaya anak gak perawan.." Sindir ibu-ibu lagi,hati Arinda cukup sakit saat mendengar ucapan menohok seperti itu.

"Atau memang gak perawan?"Kata Ibu-ibu yang lain sambil melirik ke arah Arinda.Tamara yang terkejut dengan ucapan kurang sopan mereka.

"Mbak Tamara pulang ya.."Kata Arinda lembut,namun gerakan tangannya tak selembut ucapannya,Arinda mendorong plastik belanjaan Tamara.

"Mbak Tamara pulang aja,Aku mau ke provost,udah telat..."Kata Arinda membolakan matanya pada Tamara sebagai kode menyuruh Tamara pergi.

Setelah Tamara pergi Arinda menatap Ibu-ibu tadi dengan tatapan lembutnya.

"Saya permisi Ibu,ada hal penting yang perlu saya lakukan,permisi.."Kata Arinda sangat lembut.

"Alah sok-sokan ya kamu..palingan juga pake jas karena mau ke Puspom,sidang ya?,kok gak pake PDU?,Oh jangan jangan emang udah di copot jabatan?,Bagus kalo gitu,nama AD gak akan tercoreng karena sersan,Anak Pati tapi gak beretika.."Kata Seorang ibu-ibu yang Arinda yakini pemimpin dari grup Istri Bintara.

"Bisa saya buktikan bahwa saya masih Prajurit AD,saya menggunakan jas karena saya mau melakukan pengamanan terhadap Ibu Negara.Permisi.."Kata Arinda dengan sopan kemudian pergi.

Bintara Perwira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang