Seungwoo menepikan mobilnya, keningnya berkerut saat ia melihat Jinhyuk berdiri di luar gedung seperti sudah menunggunya. Bergegas, Seungwoo turun dari mobil dan menghampiri Jinhyuk. Pemuda itu mengulas senyum saat ia melihat Seungwoo.
"Hey? Kenapa nunggu di luar?" tanya Seungwoo.
"Gak papa. Lo udah makan?"
Tiba-tiba ekspresi Seungwoo berubah masam. Ia mencubit pipi Jinhyuk. "Coba tanya sekali lagi..."
"Akh! Iyaa... iya! Kamu udah makan?"
Seungwoo tersenyum puas. Ia melepaskan cubitannya. "Udah, tapi sempet beli cream-bread sama susu pisang."
Jinhyuk mendengus sembari mengusap pipinya yang dicubit Seungwoo. Pemuda itu terkekeh pelan lalu ikut mengusap pipi Jinhyuk sembari menggumamkan maaf. Jinhyuk mengangguk kecil sembari menarik tangan Seungwoo dari wajahnya.
Seungwoo tersenyum lalu menautkan jemari mereka.
"Dimarahin Seungsik beneran?" tanya Jinhyuk seraya sedikit merapikan rambut Seungwoo yang menutupi keningnya.
"Iya, soalnya aku lupa kalo mau ngomongin presentasi minggu depan padahal semalem udah diomongin lewat chat."
"Pelupa banget..."
Seungwoo mengangkat bahu. "Aku keburu kangen trus pengen buru-buru ketemu kamu kali, makanya bisa lupa sama yang lain."
Jinhyuk mendecih. Ia juga merasa merinding saat Seungwoo bergombal seperti itu. Tidak pernah terbiasa. Jinhyuk kemudian menarik Seungwoo yang tertawa puas melihat reaksi Jinhyuk untuk menuju mobil. Mereka harus pergi ke salon, seperti rencana awal.
*****
Jinhyuk menaruh majalah ke-lima yang dibacanya saat menunggu Seungwoo ke atas meja. Sudah hampir empat puluh menit dan Seungwoo masih belum selesai. Padahal hanya merapikan rambut saja, tapi mungkin casper-nya mengusulkan sekalian cuci rambut atau hal lainnya.
Jinhyuk semakin menenggelamkan dirinya di sofa besar, bosan. Walaupun Seungwoo menawarkan Jinhyuk bisa ikut melakukan perawatan seperti cuci rambut, namun ia lebih memilih untuk menunggu saja. Sedikit menyesal memang, kalau tahu dia harus menunggu cukup lama.
Jinhyuk menghela nafas lalu merebahkan kepalanya di lengan sofa dan menscroll layar ponselnya, mengecek beberapa pesan dan membalasnya.
"Jinhyuk...?"
Jinhyuk mengangkat kepalanya dan menoleh. Tapi kemudian ia mengerutkan kening. "Kamu... beneran potong rambut?"
"Iyalah... Kenapa?"
"Gak keliatan beda. Mungkin beda sedikit karena rambut kamu distyling, tapi tetep ajah gak keliatan beda."
Seungwoo mendesah pelan. "Cuma di-trim ajah biar keliatan lebih rapi. Tapi bagian depannya untuk lebih pendek kok."
"Yaa... terserah kamu deh." Jinhyuk kemudian berdiri dan menyimpan ponselnya di saku. Ia juga meraih tas ransel Seungwoo yang dititipkan padanya untuk dikembalikan. "Udah bayar kan? Terus mau ke mana sekarang?"
Seungwoo menyampirkan strap tas ke bahunya. "Kalo aku ajak ke rumah, mau gak?"
*****
Jinhyuk memperhatikan rumah orang tua Seungwoo, terlihat sama besar dengan rumah Papa. Seungwoo memarkirkan mobil di pinggir jalan karena dia bilang mereka tidak akan berlama-lama mengunjungi rumahnya tersebut. Tapi ada sesuatu di rumah itu yang ingin Seungwoo perlihatkan pada Jinhyuk.
Seungwoo merangkul bahu Jinhyuk yang terlihat gugup. "Nggak usah khawatir. Kita beneran cuma sebentar kok."
"Di rumah ada siapa?" tanya Jinhyuk.

YOU ARE READING
The Story of...
FanfictionJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****