Dongwook menghela nafas lega. Bahunya turun, terasa begitu ringan. Dia menatap lurus ke arah gedung-gedung pencakar langit di sekitar gedung kantor. Saat ini dia masih berada di ruang meeting besat setelah pertemuan dengan direksi dan pemegang saham.
Hasil dari pertemuan itu, perusahaan akan melakukan perombakan struktur jabatan. Karena reputasi perusahaan sudah negative, mereka perlu melakukan penyelamatan karena bagaimana pun ada ribuan hidup manusia bergantung di perusahaan tersebut.
Lee Jinwook memang sudah resmi dicopot dari struktur jabatan di perusahaan, tapi ibu mereka masih mempunyai 'kekuasaan' untuk menjamin hidup adiknya. Jika bukan di perusahaan ini, Jinwook mungkin akan dimasukkan ke kantor cabang lain atau mungkin dibuatkan usaha sendiri.
Itupun kalau tergantung dari putusan hakim.
Yeon Jun mengatakan persidangan pertama kasus tersebut akan dilaksanakan sekitar tiga sampai empat minggu lagi. Dan Dongwook akan memastikan adiknya, termasuk orang-orang yang terlibat dalam rencana penyerangan putranya, agar mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Pak Lee?"
Dongwook memutar kursinya begitu mendengar suara sang sekretaris memanggilnya.
"Ya, apa ini sudah pukul dua?"
Sekretaris itu mengangguk dan tersenyum kecil. "Iya, anda meminta saya untuk mengingatkan and ajika waktu sudah menunjukkan pukul dua siang."
Dongwook mengangguk kecil. Kemudian dia bersiap untuk meninggalkan ruangan, memeriksa dompet, ponsel serta kunci mobilnya agar tidak ada yang tertinggal. Pria itu lalu berjalan meninggalkan meja kerja itu untuk terakhir kalinya.
Karena selain memastikan telah menyelesaikan semua urusan yang tertunda karena kasus Jinwook, Dongwook juga mengatakan pada direksi dan pemegang saham kalau dia akan mengundurkan diri dari perusahaan.
Dongwook tidak ingin menambah keributan lainnya jika dia tetap bertahan di perusahaan karena publik akan memandangnya dengan buruk. Kasus adiknya adalah masalah personal keluarga, tapi karena itu malah merugikan perusahaan.
Dongwook menatap Sekretaris Jang dengan lekat. "Terima kasih untuk kerja kerasmu selama ini, Sekretaris Jang. Dan selanjutnya, siapapun yang akan menempati ruangan ini, aku harap kamu bisa membantunya."
"Tentu saja, Pak. Saya akan senang untuk bisa membantu. Walaupun saya merasa sedikit sedih karena anda memutuskan untuk mengundurkan diri, padahal anda belum lama kembali ke kantor."
Dongwook tersenyum maklum. "Aku kembali hanya untuk membereskan masalah yang dibuat oleh adikku. Bahkan kalau dia tidak berulah, setelah mengundurkan diri dari kabinet, aku sama sekali tidak ingin kembali ke perusahaan ini lagi."
"Ah... sangat disayangkan sekali, Pak."
Dongwook menepuk lengan Sekretaris Jang lalu melangkah meninggalkan ruangan tersebut.
*****
"Ma?"
Mama yang tengah fokus pada ipad beliau, hanya bergumam pelan. "Kenapa, kak?"
Jinhyuk yang masih berbaring di bed memandangi Mama yang duduk di sofa. Tubuhnya terasa lemas karena baru saja melakukan beberapa pemeriksaan, salah satunya scan MRI. Dan bagi Jinhyuk yang sudah seminggu lebih ini hanya berbaring di bed, semua pemeriksaan itu begitu melelahkan.
"Aku boleh makan ayam goreng, gak?"
Mama menurunkan ipad dan menatap Jinhyuk. "Kakak...."
"Abisan bosen makan bubur terus," eluh Jinhyuk dengan cemberut.
YOU ARE READING
The Story of...
FanfictionJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****