Bagian 43

209 36 18
                                    

Seungwoo tersenyum ketika ia melihat sosok Jinhyuk yang tengah berdiri di depan vending machine untuk membeli minuman. Jika kemarin, mereka makan siang di common room, untuk hari ini Seungyoun memutuskan untuk makan siang di kantin saja.

Bergegas, Seungwoo menghampiri Jinhyuk dan berdiri di belakang sang kekasih. Berencana untuk mengagetinya. Tapi kemudian Seungwoo ingat dengan kondisi jantung Jinhyuk, jadi diurungkan dibandingkan terjadi hal yang tidak diinginkan.

Seungwoo mencolek bahu Jinhyuk hingga pemuda itu menoleh dan tersenyum.

"Mau air mineral dong," ujar Seungwoo.

Jinhyuk menyodorkan beberapa botol air mineral di tangannya pada Seungwoo, lalu membeli satu lagi. Kini di tangan Seungwoo ada sekitar empat botol air.

"Yang lain udah pesen makanan?" tanya Seungwoo.

Jinhyuk mengambil botol yang baru keluar. "Hm. Makanan lo juga udah dipesenin sama Seungyoun."

Keduanya lalu berjalan menuju meja yang sudah ditempati oleh Seungyoun. Seungwoo mengernyit ketika melihat Hangyul dan Yohan. Karena biasanya mereka baru bisa ikut makan siang tiap Rabu karena jadwal kuliah mereka yang selalu bentrok.

Seungwoo menaruh empat botol itu ke atas meja. "Tumben kalian ikut makan siang," tukasnya pada Hangyul dan Yohan sembari duduk di sebelah Jinhyuk.

"Lagi bolos, kak." Itu jawaban Hangyul.

Yohan yang mengambil satu botol. "Prof. Jung hari ini gak masuk. Jadi, cuma absen dan dikasih tugas paper."

Seungwoo mengangguk. Kemudian ia melirik Seungyoun yang berfokus pada ponselnya. "Terus yang lain? Biasanya Sejin ikut."

"Lagi diskusi sama kelompoknya," ujar Seungyoun. "Jadi, skip dulu."

Seungyoun lalu menyodorkan tiga kertas pada Seungwoo. "Lo yang ambil makanan. Sama Yohan."

Yohan mendengus atas suruhan Seungyoun, tapi ia tetap berdiri dan berjalan menuju antrian. Seungwoo menyusul setelah melepaskan tas ransel dan menitipkannya pada Jinhyuk. Seungyoun menyimpan ponselnya lalu menunggu sampai Yohan dan Seungwoo agak jauh.

Seungyoun menatap Jinhyuk yang sibuk memandangi perban di telapak tangannya. "Masih sakit bekas jahitannya?"

Jinhyuk menggeleng. "Cuma kerasa gatel ajah. Nanti gue kasih obat sekalian ganti perban."

"Kak mau pindahan hari apa?" tanya Hangyul.

Seungyoun mengerutkan kening dengan pertanyaan Hangyul. "Lo udah tau, Gyul?"

"Dikasih tau Tante. Gue pikir kak Jinhyuk udah ngasih tau semua."

Seungyoun kemudian menatap Jinhyuk dengan sedikit protes. Jinhyuk mengabaikan tatapan itu dan memilih membuka satu botol minumannya. Ujung matanya, Jinhyuk bisa melihat Seungwoo dan Yohan yang masih antri untuk mengambil makan siang mereka.

"Lo pesen apa? Emang kalo cuma Seungwoo sama Yohan bisa bawanya?" tanya Jinhyuk, seolah mengabaikan topik pembicaraan mereka sebelumnya.

"Jinhyuk..."

"Kak Jinhyuk...!"

Hangyul dan Seungyoun protes bersamaan. Jinhyuk menatap keduanya, lalu menghela. Ia meneguk minum beberapa kali sebelum menutup kembali botol tersebut. Seungyoun dan Hangyul masih menunggu dengan kesabaran yang semakin tipis.

"Dikasih tau setelah beres pindahan. Minggu depan, mungkin?" tukas Jinhyuk. "Kalo sekarang, masih ribet. Dan nanti pindahannya hari Kamis, Gyul. Cuma bawa koper isi baju sama buku-buku kuliah ajah kok, Gyul."

The Story of...Where stories live. Discover now