Bagian 55

225 34 28
                                    

Jinhyuk lebih banyak diam saat perjalanan menuju gedung flatnya.

Dokter Kang mengijinkan Jinhyuk pulang dengan menambahkan obat baru untuknya. Dokter Kang juga menekankan kalau Jinhyuk mempunyai waktu satu minggu untuk mengubah keputusannya soal operasi tersebut.

Sebelum pulang, Jinhyuk juga didatangi oleh dokter Jang Ryun. Sang dokter mengingatkan agar Jinhyuk tidak melupakan jadwalnya untuk terapi hari Kamis berikutnya. Dan sepertinya karena kejadian ini, dokter Jang akan sedikit mengubah terapi Jinhyuk nanti.

"Kenapa?"

Jinhyuk tersentak lalu menoleh menatap Seungwoo yang menyetir. Dari rumah sakit, Jinhyuk pulang dengan Seungwoo, sementara Seungyoun akan mengantar Sejin –oh... Jinhyuk merasa keduanya sempat bertengkar karena terlihat begitu canggung setelah dokter Kang melakukan visit– dan Hangyul akan mengantar Byuncghan pulang. Sedangkan Wooseok dan Yohan membawa mobilnya sendiri.

Jinhyuk berkontemplasi sejenak.

Haruskah ia mengatakannya pada Seungwoo atau tidak? Jinhyuk tidak ingin membuat Seungwoo khawatir, tapi jika tidak mengatakannya sekarang seperti tidak akan mengubah keadaan. Toh, karena tindakannya sendiri yang pergi ke rumah sakit seorang diri naik taksi setelah mengalami serangan di tengah malam sudah membuat banyak orang panik.

Jinhyuk menghela nafas pendek. "Cuma sedikit khawatir."

"Khawatir kenapa? Dokter Kang bilang sesuatu?" tanya Seungwoo seraya memutar kemudi.

Mereka sudah dekat dengan gedung flat Jinhyuk.

"Sesuatu tentang mengubah keputusan gue soal operasi dan obat-obatan akan mulai mengganggu kinerja organ yang lain."

Seungwoo diam. Ya, Dokter Kang juga mengatakan hal yang sama pada mereka semua. Dan sejujurnya, ia begitu berharap kalau Jinhyuk akan mengubah keputusannya setelah kejadian ini. Melihat bagaimana semua teman-temannya begitu panik, Jinhyuk harusnya sadar ada begitu banyak orang yang begitu sayang dan mengharapkan kalau dia bisa menjalani hidup dengan sehat.

"Dan..." Seungwoo berharap. "Lo bakal pertimbangin lagi soal operasi itu?"

Giliran Jinhyuk yang diam. Seungwoo mengerti. Jinhyuk mungkin butuh waktu. Sebesar apa pun keinginan Seungwoo agar ia bisa membujuk Jinhyuk mengubah keputusannya, tapi ia juga tidak mau memaksa.

Tak lama mereka sampai di gedung flat. Jinhyuk melepaskan seatbelt lalu bergegas untuk turun. Seungwoo mengerutkan kening dan memperhatikan Jinhyuk yang ternyata setengah berlari menghampiri Tante Inna dan Om Dongwook. Seungwoo sedikit menghela lega ketika ia melihat Tante Inna memeluk Jinhyuk erat.

Well, sepertinya walaupun keputusan hakim minggu lalu telah memutus ikatan hukum keluarga di antara mereka, tapi Seungwoo tahu persis kalau hubungan diantara Jinhyuk dengan Om Dongwook dan Tante Inna lebih dari sebuah kertas. Ya, walaupun Jinhyuk sendiri yang merobek kertas tersebut.

Seungwoo kemudian mencabut kunci, membawa kantung obat Jinhyuk lalu memanjat keluar mobil. Ia menghampiri sembari membungkuk memberi salam.

"Apa kata dokter, sayang?" tanya Mama sembari menangkup kedua pipi Jinhyuk.

Jinhyuk meringis pelan. "Dikasih obat baru."

Mama mendesah pelan. Obat baru itu artinya Jinhyuk membutuhkan dosis yang lebih tinggi dari obat sebelumnya. Seungwoo kemudian memberikan kantung obat tersebut pada Om Dongwook.

Om Dongwook tersenyum dan menepuk lengan Seungwoo pelan. "Makasih ya, Seungwoo."

"Sama-sama, Om. Dan... saya pamit pulang, ya Om, Tante."

The Story of...Where stories live. Discover now