Bagian 80

149 24 0
                                    

Selama hampir seminggu, berita terkait soal kasus Om Jinwook yang merencanakan penyerangan terhadap Jinhyuk masih menjadi pembicaraan hangat publik. Walaupun Mama dan Papa sudah melarang Jinhyuk untuk tidak terlalu memikirkan kasus tersebut, kadang Jinhyuk sesekali mengecek portal berita dan membaca puluhan komentar di setiap postingan berita.

Tidak buruk sebenarnya. Banyak dari mereka yang bersimpati pada Jinhyuk dan lebih menuliskan komentar negative yang ditujukan oleh Om Jinwook. Namun, tidak jarang Jinhyuk juga menemukan komentar yang mengaitkan soal Papa dan Mama yang sama sekali tidak becus mengurus dirinya dan membiarkan keluarga mereka sendiri membenci Jinhyuk.

Tidak ada pembelaan apapun dari Mama dan Papa soal itu. Terlebih Mama mengatakan kalau mereka menjawab pertanyaan publik soal itu, hanya akan membuat masalah semakin rumit. Lebih baik menelan semua komentar buruk itu dan berfokus pada kasus Om Jinwook.

Ah... Ditambah dengan berita soal identitas Jinhyuk sebagai putra dari mendiang putri keluarga Minamoto yang hilang. Jinhyuk sama sekali berdecak kagum bagaimana Paman Yeon Jun dan juga mungkin pengacara keluarga Minamoto di Osaka membuat 'alibi' untuk meneruskan press-release statement yang pernah dikeluarkan oleh Papa yang menjelaskan identitas Jinhyuk sebagai putra adopsi keluarga Lee.

Walaupun Papa sempat mengatakan bahwa dia ingin sekali mengungkapkan kalau Jinhyuk adalah putra kandungnya ke publik ketimbang membuat cerita bohong lainnya. Tapi Jinhyuk sennag Papa mengurungkan niatnya.

Karena Jinhyuk tidak peduli kalau publik hanya mengetahuinya sebagai anak adopsi Papa dan Mama. Selain itu, status adopsi Jinhyuk juga sudah dianulir oleh pengadilan, tapi publik pun tidak perlu mengetahui soal itu. Yang penting bagi Jinhyuk hanyalah Papa, Mama dan Jinwoo.

Dan juga Han Seungwoo.

*****

Jinhyuk hanya tersenyum mendengarkan bagaimana Seungwoo sepertinya mengacaukan ujiannya kali ini. Semenjak pemuda itu sampai sekitar pukul sembilan pagi tadi, Seungwoo belum berhenti mengeluh tentang ujian tengah semesternya.

"Beneran deh, kayaknya semester depan aku bakal ngulang beberapa mata kuliah."

Jinhyuk menghela nafas pendek. "Tapi kan masih ada ujian akhir. Kamu bisa belajar buat ngejar nilai di ujian akhir. Optimis dong bisa lulus."

Seungwoo menatap Jinhyuk lekat dan tersenyum tipis. Dia mengusap jemari tangan Jinhyuk yang sedari tadi digenggamnya. "Kalo aku bilang sengaja bikin nilai aku jeblok buat nemenin kamu lulus gimana?"

"Aku pukul! Orang-orang tuh pengennya cepet lulus tapi kamu malah nunda lulus," tukas Jinhyuk jengkel.

"Yakan mau lulus bareng kamu!!"

"Han Seungwoo~!"

Seungwoo mendengus pelan. "Iya... Iya! Aku bakal belajar lebih giat buat ujian akhir. Jangan marah gitu. Serem banget kamu nyebut nama lengkap aku."

Jinhyuk mendesah pelan lalu sedikit bangun dari posisi duduk yang bersandar pada kepala bed yang sedikit dinaikkan. Seungwoo lantas segera membantu kekasihnya dengan menahan punggungnya tangan lainnya. Kini jarak mereka semakin pendek.

Jinhyuk menatap serius Seungwoo. "Seungwoo, kamu harus serius kuliahnya. Buat masa depan kamu, lagian aku juga gak akan kemana-mana kan? Kalo kamu sengaja bikin nilai kamu jatoh buat ngulang mata kuliah karena pengen bareng lulus sama aku, apa kamu gak mikir orang tua kamu bakal kecewa? Mereka susah-susah ngebiayain kuliah kamu, tapi kamu malah mikir begini. Toh, aku juga cuma nunda setahun."

Seungwoo mengangguk kecil, menurut. Merasa bersalah juga karena telah berpikir begitu. Mungkin dia yang terlalu egois jika sudah berkaitan dengan Jinhyuk. Pemuda itu melirik Jinhyuk.

The Story of...Where stories live. Discover now