Seminggu berlalu begitu cepat.
Jinhyuk juga tidak pernah menyinggung masalah keluarga Bunda ataupun Paman Yeon Jun lagi di hadapan Papa. Seolah pembicaraan mereka di kamar Jinhyuk waktu itu tidak pernah terjadi.
Ini minggu terakhir liburan sebelum awal Maret nanti dimulai semester baru.
Dan Seungyoun menginginkan agar mereka bisa liburan bersama –setidaknya pergi ke taman bermain atau apalah sebagai pengganti rencana liburan sebelumnya yang batal. Seungyoun beralasan, pergi ke A.R.T exhibit saja tidak cukup untuk menyegarkan otak sebelum mereka semakin disibukkan dengan semua tugas di semester lima nanti.
Itu atau dia memang hanya ingin menikmati waktu senggang yang ada untuk main.
"Kakak jadinya dijemput?" tanya Mama yang tengah menyiapkan camilan dan beberapa potong sandwich.
Jinhyuk sudah bilang kalau Mama tidak perlu menyiapkan apa-apa. Kalau lapar, mereka bisa pergi ke kedai makanan yang ada. Tapi Mama bilang semua makanan ini untuk di perjalanan. Apalagi mereka berangkat pagi-pagi, pasti belum ada yang sarapan.
Jinhyuk yang duduk di salah satu kursi tinggi hanya sibuk memperhatikan Mama yang sekarang memasukkan beberapa potong buah ke dalam kotak makanan. Hampir setengah jam dan Mama sudah menyiapkan lima kotak besar makanan. Tiga diantaranya berisi sandwich ham dan telur.
"Iya, Hangyul yang jemput. Biar gak banyak bawa mobil," tutur Jinhyuk.
Mama mengangguk. Kemudian, beliau memasukkan semua kotak-kotak makanan itu ke dalam tas besar. Tidak lupa dengan beberapa botol air minum.
"Obatnya dibawa, kak?"
Jinhyuk mengangguk. "Dibawa, Ma."
"Pagi ini jangan lupa minum obat, ya. Kamu sarapan dulu. Makan di jalan juga gak papa, asal jangan sampe lupa minum obat," ujar Mama untuk semakin mengingatkan Jinhyuk.
Jinhyuk tersenyum. "Iya, Mama."
"Pagi, Tante!" seru Hangyul yang bahkan belum muncul orangnya.
Jinhyuk hanya menggeleng berselang muncul sosok Hangyul yang tersenyum lebar. Hangyul lalu menghampiri Mama dan memeluknya erat sebagai sapaan. Well, dibandingkan dengan sapaan normal seperti membungkuk, Mama lebih menyukai sapaan pelukan hangat seperti ini. Tapi masih terbatas untuk keponakan-keponakannya saja.
Oh, Seungyoun sedikit pengecualian.
"Pagi, Hangyul. Udah sarapan belum? Kalau belum, Tante bikin sandwich. Terus ada beberapa makanan kecil lainnya. Semuanya ada di tas ini, ya," ucap Mama sembari menepuk pelan tas hitam yang sudah terisi penuh dengan kotak-kotak makanan.
Hangyul tersenyum semakin sumringah. "Wah!! Makasih ya, Tante. Kebetulan Hangyul belom sempet sarapan. Kak Youn nyuruh kumpul pagi-pagi sih. Padahal kita ajah gak tau mau pergi ke mana."
"Sama-sama. Cukup kok buat kalian semua. Dan.. Tante juga titip Jinhyuk ya."
Mata Jinhyuk membulat. Apa-apan itu dirinya malah dititipkan seperti anak kecil pada Hangyul. "Mama~!!"
Hangyul hanya terkekeh sembari melirik kakak sepupunya tersebut. "Siap, Tante. Nanti kak Jinhyuk, Hangyul jagain."
Jinhyuk mendengus jengkel karena Hangyul malah ikut-ikutan.
"Ingetin Jinhyuk buat minum obat ya, Gyul."
Hangyul mengangguk. Ia meraih tas itu dan menyampirkan strapnya di bahu. Jinhyuk juga berdiri dari kursi dan meraih tas ranselnya. Ia menghampiri Mama untuk berpamitan.
"Pergi dulu, ya, Ma."
Mama menarik tubuh Jinhyuk dan memeluknya erat. "Makan dan minum obat, ya. Jangan sampe kecapean, ya, sayang. Hapenya jangan sampe low-bat, ya. Biar Mama bisa ngehubungin kamu."

YOU ARE READING
The Story of...
Fiksi PenggemarJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****