Bagian 39

305 32 19
                                    

Seungsik mengernyit saat ia melihat Seungwoo yang masih tertidur pulas. Padahal, pagi ini Seungwoo ada kelas. Tapi sepertinya Seungwoo tidak peduli dengan kelasnya saat ini. Rasanya, kemarin Seungwoo hanya mengatakan kalau ia dengan Jinhyuk hanya sekedar teman.

Tapi masa iya, teman biasa bisa tidur dengan posisi begitu –bukan intim juga, tapi ada aura yang berbeda dengan cara Seungwoo memperlakukan Jinhyuk. Apalagi sejak semalam, saat Jinhyuk datang dan Seungwoo bilang kalau dia akan menginap.

Seungwoo seolah memberikan perhatian yang begitu berlebih selayaknya teman biasa. Ah! Lagipula, sepertinya Seungsik pernah beberapa-kali melihat Seungwoo terlihat tertawa sendiri ketika berfokus pada ponselnya. Bilangnya dia hanya sedang berbalas chat dengan Jinhyuk. Dan sepertinya Seungwoo tidak bersikap sama ketika dia tengah membalas chat dari temannya yang lain.

Jadi, Seungsik bisa menebak sendiri.

Seungsik melirik selimut yang dibiarkan di lantai dekat lemari pakaiannya, ia kemudian menggeleng kecil lalu keluar dari kamar dan menutup pintu perlahan. Kemudian ia pergi ke dapur untuk mengambil tudung saji untuk menutupi sarapan yang telah ia persiapkan. Setelahnya, Seungsik meraih tas ranselnya untuk bersiap pergi ke kampus.

Mungkin dia bisa mencari alasan untuk Seungwoo hingga professor tidak akan mencoret absen kehadirannya.

*****

Seungwoo terbangun dengan merasa ada yang begitu janggal dengan tempat tidurnya. Tempat tidur ukuran queen itu yang biasa terkesan cukup luas baginya, kini malah terasa begitu sempit. Selain itu, sepertinya ada beban yang menahan tubuhnya.

Seungwoo mengerjapkan mata beberapa-kali dan menyadari ada Jinhyuk yang tidur dengan menyembunyikan wajahnya di bawah ketiak Seungwoo. Seungwoo mendesah pelan dan menyadari apa yang terjadi semalam. Jinhyuk benar-benar menginap di apartment-nya.

Kemudian, ia menghela sebentar sebelum menggeser sedikit posisi tubuhnya agar Jinhyuk bisa mendapatkan ruang yang cukup. Tapi sepertinya, itu malah membuat Jinhyuk ikut terbangun.

Oh iya, dia light-sleeper.

Jinhyuk mengerang pelan lalu mengubah posisi tidurnya membelakangi Seungwoo. Itu membuat Seungwoo tertawa kecil. Ini terlalu domestik, baginya.

Seungwoo kemudian mengambil ponselnya yang disimpan di bawah bantal. Sudah pukul setengah sembilan, dia sudah sangat terlambat untuk kelasnya jam sembilan pagi ini. Seungwoo kembali merebahkan kepalanya di atas bantal lembut. Rasanya percuma jika Seungwoo tergesa mandi dan pergi ke kampus. Professor tidak akan mengijinkannya untuk masuk walaupun Seungwoo terlambat beberapa menit.

"Kenapa?" tanya Jinhyuk dengan suara serak khas pagi hari.

Pemuda itu kembali berbalik menghadap Seungwoo. Walaupun dengan mata masih terpejam, Jinhyuk seperti tengah mengumpulkan nyawa saat ini. Seungwoo tersenyum, hingga ia meniru posisi Jinhyuk. Dengan lengan kanannya sebagai penyanggah kepala.

"Gue telat masuk kelas. Tapi gak papa. Baru bolos sekali," ujar Seungwoo.

Jinhyuk mendesah pelan. Ia membuka mata dan menatap langsung pada Seungwoo. "Beneran gak papa?"

Seungwoo bergumam pelan. Ia mengulurkan tangan untuk menyingkirkan rambut dari kening Jinhyuk. "Iya, sayang. Tidur lagi, gih. Lo masih ngantuk keliatannya."

Jinhyuk bergumam pelan, yang kemudian matanya mulai terpejam lagi. Seungwoo tersenyum tipis. Ia mendekatkan wajahnya dan memperhatikan setiap guratan garis wajah Jinhyuk. Pagi ini, Jinhyuk terlihat jauh lebih baik dibandingkan semalam.

Dan soal semalam....

"Semalam, dari mana sama nyokap?" tanya Seungwoo pelan dan penuh kehati-hatian.

The Story of...Where stories live. Discover now