Bagian 22

285 36 19
                                    

Pintu kamar Jinhyuk tiba-tiba terbuka dan diikuti dengan suara berisik khas Byungchan, ketika ia hendak meminum obat yang dibawakan oleh kepala suster. Sepertinya teman-temannya datang. Tapi suasananya kembali sunyi ketika kepala suster melotot ke arah mereka.

Jinhyuk tertawa kecil lalu menenggak habis obatnya. Teman-temannya sudah masuk daftar kepala suster karena tiap kali datang berkunjung, mereka selalu berisik. Bahkan suaranya sampai terdengar ke kamar VIP lainnya. Padahal design kamar VIP dibuat kedap suara. Entah seberapa kencang suara mereka.

"Eh, halo suster. Jinhyuknya bisa dijenguk kan?" tanya Byungchan canggung.

Kepala suster melirik Jinhyuk sekilas. "Masuk."

Byungchan yang masuk pertama-kali. Diikuti oleh Sejin dan Wooseok. Kemudian Yohan dan Seungyoun. Terakhir Seungwoo. Semua bawaan mereka ditaruh ke meja.

Byungchan tersenyum canggung pada kepala suster karena ia yang paling sering kena tegur karena suaranya. Kemudian Byungchan menghampiri Jinhyuk dan duduk di sebelahnya. Diantara mereka, memang hanya Byungchan yang baru pertama-kali datang menjenguk.

Byungchan memeluk bahu Jinhyuk erat. "Kangen."

Jinhyuk tertawa kecil. "Iya, gue juga kangen."

"Jinhyuk, saya tinggal, ya. Dan ingatkan teman-teman kamu untuk tidak terlalu berisik."

Oh, peringatan itu ditujukan pada Byungchan. Biasanya Byungchan dan Hangyul, karena keduanya sering berdebat. Tapi Hangyul tidak datang. Jadi, tatapan tajam kepala suster hanya tertuju pada Byungchan.

"Iya, suster."

Kemudian kepala suster keluar dari kamar tersebut, barulah Byungchan merasa lega. Ia menopangkan dagunya di bahu Jinhyuk.

"Susternya nyeremin."

Jinhyuk tertawa kecil. "Suster Kim baik kok sebenernya."

"Kak Jinhyuk udah lebih baik?" tanya Yohan yang ikut duduk di ujung ranjang Jinhyuk.

Jinhyuk mengangguk kecil. "Udah, Yo. Kata dokter Kim, dua atau tiga hari lagi bisa pulang."

"Berarti bisa masuk kuliah dong, ya," sahut Seungyoun yang memilih duduk di sofa.

Sejin yang duduk di sebelahnya menepuk sedikit keras paha Seungyoun. "Jinhyuk butuh istirahat tau. Dia gak masuk minggu pertama, professor juga pasti ngerti."

Seungyoun berjengit kesakitan dan mengusap pahanya. "Sakit, Jin. Tapi kan siapa tau. Lagian ini masih Sabtu. Senin masih masa orientasi mahasiswa baru. Sedangkan perkuliahan baru berjalan normal di minggu ke dua bulan Maret. Cukuplah buat Jinhyuk istirahat."

"Bisa kok. Lagian gue juga gak betahan kalo gak ada kegiatan apa-apa. Daripada di rumah mending ke kampus," ujar Jinhyuk untuk menengahi perdebatan antara Sejin dan Seungyoun.

"Jadwal lo buat semester ini gak padat kan, Hyuk?" tanya Wooseok yang duduk di kursi dekat ranjang. "Apalagi lo udah ngundurin diri dari KLE."

Jinhyuk mengangguk. "Kuliah gue cuma dari Senin sampe Kamis kok. Tapi ya bisa seharian gitu di kampus," jelasnya sembari melirik pada sosok Seungwoo yang memilih duduk di kursi meja makan.

Byungchan yang masih asyik menempel di bahu Jinhyuk bisa tahu dengan cepat kalau Jinhyuk memperhatikan Seungwoo yang sejak masuk ke kamar tidak mengatakan apapun. Ia menghela nafas pelan, lalu berbisik pada Jinhyuk.

"Mau gue tukeran sama kak Seungwoo?"

Jinhyuk melirik sekilas lalu menggeleng. Ia menepuk pelan lutut Byungchan. Mendengar jawaban itu, Byungchan semakin mengeratkan rangkulannya.

The Story of...Where stories live. Discover now