Bagian 36

250 36 21
                                    

Dongwook keluar dari mobilnya ketika ia melihat sebuah mobil berhenti dan parkir di depan mobilnya. Kemudian Dongwook berjalan mendekati mobil tersebut dan menghela nafas ketika sosok Yeon Jun keluar dari mobil tersebut.

Keduanya kini saling berdiri berhadapan.

Sekitar satu jam lalu, Yeon Jun menghubunginya dan meminta untuk bertemu di taman kota yang cukup sepi. Dan hanya terbantu dengan pencahayaan dari lampu taman, mungkin orang lain akan beranggapan kalau mereka berdua tengah melakukan transaksi illegal.

Yeon Jun menatap Dongwook yang terlihat jauh lebih lelah dibandingkan terakhir kali mereka bertemu. Sepertinya masalah yang berkaitan dengan Jinhyuk benar-benar menguras energinya.

"Jadi, ada sesuatu yang ingin kamu katakan?" tanya Dongwook.

Yeon Jun mendengus pelan kemudian mengeluarkan sebuah amplop coklat dari saku dalam blazernya lalu menyodorkannya pada Dongwook.

"Statement resmi dari beberapa kantor berita. Pernyataan maaf dan pernyataan kalau wartawan yang terlibat sudah diberi hukuman. Aku akan mengirimkan lainnya setelah lima kantor berita merilis statement mereka."

Dongwook menerima amplop tersebut dan mengangguk.

Kemarin, saat ia berbicara dengan Choi Jaeshin di lorong ER, gadis itu mengatakan kalau dia menghubungi Yeon Jun dan memberitahu nama-nama kantor berita yang berada di lokasi saat Jinhyuk terluka. Dari nama Choi Jaeshin mengenal Yeon Jun, Dongwook sendiri tidak sempat bertanya.

Choi Jaeshin menjelaskan kalau dia meminta Yeon Jun untuk menyiapkan somasi dan tuntutan untuk kantor-kantor berita tersebut. Dilengkapi dengan beberapa video yang diambil pegawai A.R.T yang bersamanya. Selain itu, Choi Jaeshin juga meminta rekaman CCTV dari beberapa restaurant.

Sepertinya, Yeon Jun memanfaatkan video-video tersebut dengan baik.

"Terima kasih."

Yeon Jun hanya mengedikan bahunya. "Aku melakukannya untuk Jinhyuk. Minamoto Rei juga mendapatkan laporan yang sama dan jujur saja, beliau sama sekali tidak senang dengan masalah yang terus muncul."

"Bukan hanya dia saja yang merasa tidak senang," gumam Dongwook.

Satu alis Yeon Jun terangkat. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. "Dan mengenai sidang hak asuh Jinhyuk, aku mendapatkan informasi kalau minggu depan perkaranya akan naik pengadilan. Sesuai permintaan Jinhyuk, itu akan menjadi persidangan tertutup. Namun, perwakilan dari dinas sosial akan datang untuk mengawasi."

Dongwook menggumam. Ia juga mendapatkan surat dari pengadilan juga terkait perkara tersebut. Yeon Jun memperhatikan ekspresi Dongwook yang begitu muram. Tapi ia sama sekali tidak bersimpati.

Seharusnya Dongwook bisa melihat perlakuan buruk keluarganya terhadap Ran dan Jinhyuk. Jika Dongwook melakukannya, mungkin perceraian itu tidak akan pernah terjadi. Dan perihal kematian Ran, Yeon Jun sendiri tidak memastikan apakah kalau Dongwook dan Ran tidak bercerai, takdir kematian itu bisa diubah atau tidak. Namun, paling tidak, Jinhyuk bisa menjalani kehidupan yang lebih baik.

Yeon Jun mendesah nafas dan merasa canggung. Karena di saku celananya saat ini ada sebuah flashdisk berisi rekaman interogasinya dengan pria bernama Park Joon. Di rekaman tersebut terdapat pengakuan Park Joon mengenai siapa orang yang menyuruhnya untuk melukai Jinhyuk. Dan Yeon Jun tengah mempertimbangkan untuk memberitahu Dongwook atau tidak.

"Hanya ini saja? Kalau tidak ada lagi, aku harus segera pulang," tutur Dongwook.

Yeon Jun mengangguk dan hanya menatap Dongwook yang kembali ke mobilnya dengan hanya membawa amplop tersebut. Sontak, Yeon Jun merasa flashdisk di saku celananya terasa begitu berat.

The Story of...Where stories live. Discover now