Bagian 6

357 42 0
                                    

Seungyoun melirik Seungwoo yang berdiri di sebelahnya sembari mengeringkan piring yang sudah bersih. Malam ini, Seungyoun dan Seungwoo kebagian mencuci piring setelah Sejin, Wooseok dan Byungchan sibuk memasak makan malam.

Sebenarnya Seungyoun ingin makan malam di luar, tepatnya di meja pikinik yang ada di taman dekat kolam renang. Tapi dengan suhu malam ini, kepala Seungyoun akan ditepak dua kali oleh Sejin dan Wooseok bergantian jika ia tetap memaksa.

Dan untuk menu makan malam, hanya Jinhyuk yang mendapatkan menu roasted chicken sedangkan yang lain daging panggang. Sejin juga membuat stew bean-paste sebagai menu pendamping. Sedangkan Wooseok dan Byungchan membuat mixed spicy noodle dan fresh-kimchi.

Setelah meja makan selesai dibersihkan, di dapur hanya tinggal mereka berdua.

Seungyoun memperhatikan Seungwoo. "Hari ini Jinhyuk gak main apa-apa, ya?"

Seungwoo bergumam. Ia menaruh mangkuk di rak. "Dia bilang gak pengen main. Jadi, cuma duduk ajah. Mungkin dia juga kecapean karena perjalanan jauh."

"Dia gak ngeluh demam atau apa kan?"

Seungwoo menatap Seungyoun yang tengah membilas gelas terakhir. "Sejauh ini sih engga. Tapi nanti gue cek lagi."

Seungyoun mengangguk. Ia menyerahkan gelas terakhir itu lalu mematikan keran air. Seungwoo mengeringkan gelas itu lalu menaruhnya di antara rak gelas. Seungyoun mengambil kitchen towel untuk mengeringkan tangannya.

"Kalo bisa dicek setiap jam sih," tukas Seungyoun.

"Pernah kejadian kayak gini?" tanya Seungwoo.

Seungyoun bergumam. Ia lalu berjalan menuju lemari pendingin dan membukanya. "Hm. Bukan pas liburan sih. Tapi Jinhyuk pernah jadi delegasi kampus buat kompetisi di Universitas Inje. Awalnya kondisi dia baik, tapi karena kelelahan di perjalanan, sempet demam 38 derajat. Untungnya sih gue ikut, jadi ada yang ngawasin dia."

"Tapi dia tetep ikut kompetisinya?"

"Jadilah. Jinhyuk tuh keras kepala, apalagi kalo dia udah dikasih tanggung-jawab. Prof. Go yang jadi dosen pendamping juga ngusulin kalau dia diganti sama yang lain. Tapi Jinhyuk gak mau. Jadi, dengan kondisi demam yang udah turun 37.7 derajat, dia tetep ikut kompetisi. Beruntungnya, dia menang. Tapi hasilnya, balik dari Inje malah dirawat di rumah sakit."

Seungyoun lalu mengeluarkan sekaleng cola. Ia membuka kaleng minuman tersebut dan kembali menatap Seungwoo yang mendengarkan ceritanya.

"Kalo dia bilang gak ngerasa demam, pusing atau apa, jangan langsung percaya. Paling gak lo harus mastiin langsung. Jinhyuk biasanya bawa persediaan obat. Pastiin juga dia minum obatnya sebelum tidur."

*****

Seungwoo kembali ke kamar dan mendengar suara air dari kamar mandi.

Seungwoo menghela nafas dan membuka tas ranselnya untuk berganti pakaian. Ia menoleh pada tempat tidur Jinhyuk. Ada shiba pouch yang digunakan pemuda itu untuk menyimpan semua persediaan obat-obatannya. Mungkin Seungwoo bisa memastikan kondisi Jinhyuk sesuai instruksi Seungyoun.

Tapi Seungwoo membutuhkan thermometer.

"Woo..?"

Seungwoo tersentak dan menoleh ketika Jinhyuk baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama dengan handuk kecil yang terkalung di leher untuk mengeringkan rambutnya.

Jinhyuk menutup pintu kamar mandi. "Mau mandi?"

"Hah? Oh, iya." Seungwoo mengerjapkan mata beberapa kali. "Dan... lo ngerasa demam gak?"

The Story of...Where stories live. Discover now