Langkah kaki Seungwoo terhenti saat ia melihat berita tentang penetapan status tersangka Lee Jinwook atas rencana penyerangan terhadap Lee Jinhyuk yang diumumkan oleh pihak kepolisian.
Seungwoo hendak berjalan ke arah tangga untuk ke ruangan salah satu dosennya ketika ia melihat kerumunan di dekat televisi yang dipasang di lobby gedung. Namun, dia berhenti ketika mendengar nama Jinhyuk disebut oleh polisi.
"Wah, gila banget. Walaupun cuma keponakan tiri, tapi bisa-bisanya mau nyelakain."
"Eh, tau gak sih. Yang kemaren reporter dateng ke gedung FE tuh katanya juga dapet tip dari anonym gitu. Denger-denger suruhan Lee Jinwook juga."
"Emang Jinhyuk salah apa sih sama keluarga Lee? Segitu bencinya banget. Diadopsi tapi sekeluarga malah benci sama dia, kalo gitu ngapain diangkat anak."
"Tapi aneh juga, bokap tirinya juga kayak gak tau kelakuan adeknya sendiri. Yaa.. paham sih cuma anak tiri, tapi gak gitu juga kali."
Seungwoo mendengar komentar-komentar lainnya dari para mahasiswa yang berkerumun, tidak menyadari keberadaan Seungwoo di antara mereka. Mereka juga mengungkit soal status Jinhyuk di keluarga Lee dan itu membuat Seungwoo marah. Karena ereka sama sekali tidak tahu fakta sebenarnya. Fakta kalau Lee Jinhyuk adalah anak kandung Lee Dongwook.
Seungwoo tersadar ketika seseorang menepuk bahunya keras. Itu adalah Yuri.
"Malah mampir di sini," tukas Yuri sembari mendorong Seungwoo menjauh dari kerumunan. "Batas deadline ngumpulin tugasnya tinggal sepuluh menit, Woo. Nasib nilai tujuh anak ada di tangan lo saat ini."
Ah, benar!
Seungwoo langsung bergegas menaiki anak tangga, meninggalkan Yuri yang menghela nafas pendek dan lalu menoleh ke arah kerumunan mahasiswa yang masih menonton berita tersebut. Yuri kemudian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Youn, lo harus turun tangan deh kayaknya."
*****
Sejin memperhatikan Seungyoun yang memutuskan sambungan telepon dari Yuri. Bukan hanya Sejin, tapi juga ada Wooseok dan Byungchan. Seungyoun menghela nafas dan menatap Wooseok serius.
"Yohan lagi sama Hangyul kan?"
Wooseok mengangguk. "Dia ngajak Hangyul bolos. Gak tau kemana, tapi yang penting Hangyul kedistrak ajah dari berita itu."
Seungyoun mengangguk.
"Gimana sama kak Seungwoo? Apa kata bang Yuri?" tanya Byungchan.
"Lo samperin gih, Chan. Ajak ajah ke rumah sakit. Toh, kata Yuri udah gak ada kelas ini," tutur Seungyoun.
Sontak Byungchan langsung bergegas pergi meninggalkan kantin fakultas Sejin, itu lokasi di tengah antara FE dan FPsi. Wooseok memperhatikan Byungchan yang berlari terburu-buru sembari mengeluarkan ponsel, sepertinya berusaha menghubungi Seungwoo.
Wooseok mendesah pelan dan menatap Seungyoun lagi. "Kita gak bisa apa-apa, ya?"
Seungyoun menggeleng. "Sayangnya gak bisa. Ini udah masalah hukum, Seok."
"Tapi Jinhyuk dikasih tau kan sama Om Dongwook? Soal ini?" tanya Sejin.
"Kalo bukan dari Om Dongwook, ya paling dari Gaeun sih. Cewek itu setipe-lah sama Seungwoo. Dia gak bakal nyembunyiin apa-apa dari Jinhyuk. Dan lagi, aku yakin sih cewek itu gak bakal berenti sampe di sini," tukas Seungyoun.
Wooseok mengernyit. "Maksudnya gimana?"
"Ah, kalian belum tau, ya? Gaeun berniat bikin semua reporter yang kemarin dateng ke gedung fakultas buat berlutut minta maaf ke Jinhyuk. Caranya gimana? Gak tau deh, tapi gue rasa Gaeun punya 'kuasa' lebih untuk itu. Lebih parah, Seungwoo ngedukung penuh ide gila cewek itu."

YOU ARE READING
The Story of...
FanfictionJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****