Bagian 75

164 24 12
                                    

Seungwoo menaruh music box yang pernah diberikan oleh Jinhyuk untuk hadiah ulang tahunnya di atas meja yang baru saja disediakan oleh suster (karena di dalam ruang intensive care tidak ada meja kosong). Alunan lagu terdengar dari music box tersebut memenuhi ruangan tersebut.

Sebelumnya Seungwoo sudah meminta ijin pada dokter Kang apa dia bisa menaruh kotak musik itu di sana. Karena bagaimana pun ICU adalah ruangan terbatas. Cukup baik dokter Kang mengijinkan, toh suaranya juga tidak menganggu. Selain itu, ada suster yang akan memutar lagunya kembali setiap satu jam ketika mereka akan melakukan visite saat mengecek kondisi Jinhyuk.

Kemudian Seungwoo menghampiri bed di mana Jinhyuk masih terbaring dan mengenggam lembut jemarinya. Ibu jarinya mengusap pelan punggung tangan Jinhyuk yang terasa sedikit hangat. Ada senyum tipis terukir di balik masker yang menutupi sebagian wajah Seungwoo.

"Kamu jangan tidur lama-lama, ya sayang. Tidurnya cukup seharian ajah. Besok harus udah bangun loh," gumam Seungwoo pelan.

"Soalnya Jinwoo gak bisa masuk ICU buat ketemu kamu. Kasian, anaknya udah kangen sama abangnya. Aku juga kangen, padahal kemarin kita ketemu ya. Tapi pagi ini aku udah kangen kamu lagi."

Seungwoo mendengus pelan karena ucapannya sendiri. Jika Jinhyuk sadar, pemuda itu pasti akan memberikan reaksi yang sama. Terlalu gombal bagi seorang pemuda yang mengaku tidak pernah tertarik pada seseorang apalagi menjalin suatu hubungan.

Lalu terdengar suara ketukan dari jendela besar. Seorang suster memberi tahu kalau Seungwoo harus segera meninggalkan ruang intensif tersebut. Seungwoo mengangguk kecil sebagai jawaban.

Pemuda itu lalu melepaskan genggaman tangannya dan berpamitan pada Jinhyuk.

"Besok aku ke sini lagi, ya. Mimpi indah ya, Jinhyuk."

*****

"Komentar netizen pada jahat banget," tukas Byungchan jengkel yang menaruh ponselnya ke atas dashboard mobil Seungwoo.

Mereka dalam perjalanan menuju rumah Byungchan. Toh, bagaimana pun Seungwoo harus mengantarkan sepupunya pulang dulu. Dan mungkin malam ini, Seungwoo akan tidur di rumah sajah dibandingkan pulang ke apartment.

Byungchan melirik Seungwoo yang hanya fokus menyetir tanpa merespon apa yang diucapkannya. Agak sedikit khawatir dengan kakak sepupunya. Karena sedari tadi Byungchan sibuk membaca berita dan mengomentari beberapa komentar terkait kasus Lee Jinwook dan perihal identitas Jinhyuk yang sebenarnya merupakan cucu dari keluarga konglomerat Minamoto, Seungwoo tidak banyak merespon. Atau sekedar memberikan ekspresif.

Byungchan tidak pernah melihat Seungwoo bersikap seperti ini sebelumnya.

"Kak..." panggil Byungchan hati-hati. "Kak Seungwoo..."

"Kenapa, Chan?"

"Nanti pulang langsung ke rumah?"

Seungwoo menghela nafas pendek. Dia masih tidak menatap pada Byungchan. Tangannya memutar kemudi dan mobil Seungwoo mulai memasuki area perumahan Byungchan.

"Iya, lebih deket soalnya," jawab Seungwoo. "Udah capek juga."

"Besok kuliah, ya. Jangan pergi ke rumah sakit," ucap Byungchan.

Akhirnya, Seungwoo melirik pada Byungchan. Lebih karena mobilnya sudah berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah. Seungwoo menarik rem tangan.

"Iya, besok kuliah. Tenang ajah. Kalo kamu takut kakak bolos lagi, besok aku jemput lagi biar ke kampus sama-sama."

Byungchan terkekeh pelan. Setidaknya dengan begini Byungchan masih bisa mengawasi setiap gerak gerik Seungwoo.

"Tapi besok aku kuliah pagi loh, kak. Jangan telat yaa..."

The Story of...Where stories live. Discover now