Bagian 29

237 36 19
                                    

Hangyul melirik Jinhyuk yang pergi ke dapur untuk mengambil minum agar ia bisa minum obat. Kemudian ia berdiri dari kursinya dan ikut pergi ke dapur. Di sana, Hangyul mendapati Jinhyuk tengah meminum obatnya.

"Kak..."

Jinhyuk menatap Hangyul. "Kenapa?"

"Kakak gak papa?"

Jinhyuk tersenyum. Ia membuang kantung obat ke tempat sampah. "Soal omongan nenek, ya? Engga kok."

Hari Sabtu ini, mereka sekeluarga pergi makan siang di rumah keluarga Yoo. Berbeda dengan acara makan malam sebelumnya, kali ini Jinhyuk tidak bisa berdalih untuk tidak ikut. Pada acara makan malam di keluarga Lee kemarin, Mama beralasan kalau Jinhyuk belum pulang kuliah.

Jinhyuk sedikit menyesali kenapa ia harus mundur dari KLE.

"Kak Jinhyuk..." gumam Hangyul pelan.

Jinhyuk kemudian menghampiri Hangyul dan menepuk lengan sepupunya pelan. "Beneran gak papa, Hangyul."

"Abang!" panggil Jinwoo yang menyusul ke dapur.

Jinhyuk dan Hangyul menoleh pada Jinwoo yang datang dengan membawa kunci mobil milik Jinhyuk. Remaja itu menyodorkan kunci mobil itu pada Jinhyuk.

"Kata Papa, abang disuruh ke bengkel buat ngecek mesin mobil. Papa lupa kalo hari ini mobilnya harus dicek," tutur Jinwoo.

Jinhyuk mengernyit. Pasalnya, ia tahu persis kalau ini bukan jadwalnya untuk membawa mobil ke bengkel. Papa biasanya menjadwalkan di akhir bulan dan mobil Jinhyuk sudah diperiksa sebelumnya dan kondisinya baik-baik saja.

"Aku ikut yaa," tukas Jinwoo lagi.

Hangyul mengambil kesempatan ini. "Udah kakak pergi ajah ke bengkel sama Jinwoo. Lagian kalo gak dicek, nanti ada yang rusak, kakak juga yang repot kan. Kalo mogok di tengah jalan gimana?"

"Tapi Gyul..."

Hangyul menggeleng. "Pergi ajah, kak. Ya?"

*****

Jinhyuk melirik pada Jinwoo yang duduk di sampingnya sembari fokus pada ponsel. Pada akhirnya, Jinhyuk pergi dari rumah keluarga Yoo. Tapi dia tidak yakin untuk pergi ke bengkel.

"Jinwoo, beneran mau ikut ke bengkel? Atau mau abang anter ke rumah Dohyon ajah?" tanya Jinhyuk.

Jinwoo menurunkan ponselnya dan menatap Jinhyuk yang fokus menyetir. "Ikut abang ajah. Tapi nanti di bengkel bakal lama gak?"

"Tergantung. Tapi ini beneran Papa nyuruh ke bengkel. Bukannya, mobil udah dibawa ke bengkel ya?" Jinhyuk kembali memastikan.

Jinwoo mengangguk. "Bener kok. Tadi Papa udah nelepon orang bengkelnya juga."

"Ah..."

Well, jika Papa sudah menghubungi orang bengkel, ia tidak bisa mengelak. Jinhyuk kemudian memutar kemudinya untuk pindah jalur. Jinwoo sendiri lebih banyak memandangi sang abang dengan lekat. Jinwoo merasa ada sedikit perubahan pada sikap Jinhyuk –apalagi setelah mereka kembali dari Yeosu.

Jinwoo sadar kalau ada banyak pemberitaan negative tentang abangnya. Di sekolah, teman-teman sekelasnya dan bahkan ada siswa dari kelas lain yang datang padanya dan bertanya tentang semua pemberitaan tersebut.

Jinwoo bukannya tidak sadar. Tapi Jinhyuk sama sekali tidak pernah membicarakannya, bahkan Papa dan Mama bersikap seolah pemberitaan itu bukanlah hal besar. Jadi, Jinwoo tidak berniat bertanya. Karena ia takut salah. Apalagi Jinwoo sering melihat ekspresi abang yang lebih banyak terlihat sedih.

The Story of...Where stories live. Discover now