Bagian 10

339 50 7
                                    

Sesuai peringatan Seungwoo, pagi ini Byungchan meneleponnya. Sedikit lebih lama dari perkiraan Jinhyuk sebenarnya. Jinhyuk tersenyum begitu melihat nama Byungchan di layar ponselnya. Kemudian ia berjalan sedikit menjauh dari keramaian.

Pagi ini, Jinhyuk dan Jinwoo ikut Mama untuk melihat taman yang akan digunakan sebagai lokasi event charity selanjutnya. Konsepnya memang mengambil dari ide milik Kyuhyun yang dipresentasikan Jinhyuk, tapi team YooNation mengubah beberapa hal.

Saat ini Mama dan Jinwoo tengah mendengarkan penjelasan dari pengelola taman mengenai sebuah pohon sakura terbesar di taman tersebut. Udaranya mulai hangat dan beberapa pohon sudah tumbuh pucuk bunga. Menurut perkiraan sekitar akhir bulan Maret sudah mulai mekar. Jadi, Mama masih mempunyai waktu satu bulan.

Jinhyuk menerima panggilan Byungchan setelah agak jauh dari keramaian.

"Ya, Chan?" sapa Jinhyuk.

"Gue liat kak Seungwoo udah ngasih tau lo kalo gue mau nelepon."

Jinhyuk tersenyum. Ia terus berjalan menuju beberapa kumpulan pohon sakura. "Iya, semalem kita sempet ngobrol."

"Tuhan, gue masih belom terbiasa. Kalian sering teleponan malem-malem sebelum tidur?"

Jinhyuk ingin sekali tertawa mendengar reaksi Byungchan. Tapi ia menahan diri. Byungchan sedang serius saat ini. "Lumayan. Tapi gak setiap hari juga."

"Udah berapa emangnya? Kata kak Seungwoo belum lama."

Jinhyuk menghembuskan nafas. Ia berbalik dan bisa melihat Jinwoo yang tengah menyentuh batang besar pohon sakura. Adiknya tersenyum lebar. Itu membuat Jinhyuk ikut tersenyum. "Hm.. hitungan masuk seminggu?"

"After valentine day?"

Jinhyuk mengernyit. Ia berusaha mengingat hari itu. "Iya, kayaknya. Emang harus diitung ya?"

"Ya engga juga sih. Tapi gimana caranya? Maksud gue, kalian tuh engga keliatan lagi masa pendekatan atau apa. Kak Seungwoo juga tiap kita lagi ngumpul kayak keliatan biasa ajah."

"Ya, emang harus gimana? Seungyoun sama Sejin juga tiba-tiba pacaran kan? Padahal kita tahu hampir tiap hari mereka debat. Ada ajah yang didebatin," tukas Jinhyuk sembari menunduk. Sepatunya menendang batu-batu kecil.

"Iya sih. Tapi dibanding Seungyoun sama Sejin yang pacaran, ini tuh lebih bikin kaget tau gak. Kak Seungwoo bilang lo gantungin dia tiga bulan. Bener?"

Jinhyuk tersenyum. "Karena dia bilang mau nunggu, yaa..."

"Good!"

Jinhyuk mengernyit. "Good?"

"Iya, udah bener lo bikin dia nunggu. Lo tau gak, kak Seungwoo tuh pernah tanya gimana reaksi gue sama yang lain kalo ada orang yang deketin lo. Maksudnya, semua tau ya, kalo buat deketin lo untuk sekedar jadi temen ya emang susah. Kak Seungwoo-lah buktinya. Apalagi ini ngedeketin lo buat jadi pacar."

Oh, Jinhyuk baru tahu tentang ini. "Terus?"

"Ya gue bilang ajah, kalo ada yang deketin lo apalagi setelah identitas lo sebagai anak Wakil Menteri Lee kebongkar, gue sama yang lain bakal ada di barisan paling depan buat nyeleksi mereka semua. Gak bisa tuh mereka ngedeketin lo gitu ajah dengan gampang. Kemana ajah mereka selama ini? Cuma karena lo emang susah dideketin, mereka yang dulunya gak anggap lo, seenaknya ngomong manis dan baik-baikin lo. Itu pasti ada maunya."

Jinhyuk kembali tersenyum simpul. Benar kata Seungwoo, teman-temannya begitu menyayangi Jinhyuk.

"Chan..."

The Story of...Where stories live. Discover now