Bagian 72

151 24 14
                                    

Seungwoo bergegas menghampiri Tante Inna begitu dia melihat sosok beliau keluar dari gedung sekretariat utama kampus. Pemuda itu membungkuk memberi salam pada Tante Inna yang menyapanya dengan kasual.

"Kamu gak ada kelas, Seungwoo?" tanya Tante Inna.

Seungwoo hanya tertawa canggung. "Masih ada waktu lima belas menit kok, Tante. Urusannya udah selesai, Tan?"

"Udah, tadi dibantu sama Pak Kim, dosen Jinhyuk di KLE dulu. Jadi, lumayan cepet kok," tutur Tante Inna yang kemudian mengusap lengan Seungwoo lembut. "Tapi kalian jadi gak bisa lulus bareng deh."

"Ah, Tante! Belum tentu juga Seungwoo bisa lulus tepat waktu," sahut Seungwoo dengan cengengesan. "Lagian Jinhyuk kayaknya yang kesel karena dia harus cuti setahun."

Ah! Iya, Jinhyuk harus cuti selama setahun untuk masa pemulihannya pasca operasi transplantasi jantung.

Iya, semalam Jinhyuk menghubungi Seungwoo ketika dia baru saja menyelesaikan tugas papernya. Di waktu itulah, Jinhyuk mengatakan kalau pada akhirnya dia setuju untuk melakukan operasi dan KONOS ternyata sudah mempunyai donor yang cocok.

Tentu saja, Seungwoo merasa begitu senang sekaligus lega dengan keputusan Jinhyuk tersebut. Itu juga alasan sejak bangun pagi ini, senyum Seungwoo tidak pernah hilang bahkan ketika Seungsik bertanya ada apa, dia sama sekali tidak menjawab.

Tante Inna tersenyum. "Demi kebaikan dia juga, kan. Lagian dokter Kang yang minta dan Jinhyuk selalu nurut sama dokter Kang dibanding sama Tante atau Om."

Seungwoo tertawa kecil mendengarnya. Well... tidak salah sih. Walaupun Jinhyuk tipikal anak baik yang akan selalu menurut, tapi sebenarnya Jinhyuk adalah anak keras kepala yang tidak akan mudah menuruti ucapan orang lain, bahkan termasuk orang tua-nya sendiri.

"Nanti kamu ke rumah sakit kan?"

Seungwoo mengangguk. "Iya, tapi mungkin Seungwoo balik dulu ke apart, Tante. Mau mandi sama ganti baju dulu. Gak enak kalo ke rumah sakit langsung dari kampus dengan penampilan kucel."

"Padahal di mata Jinhyuk tetep ajah kamu keliatan ganteng..."

Lalu tiba-tiba percakapan mereka terpotong oleh suara dering ponsel Tante Inna. Beliau lalu menerima panggilan telepon tersebut dan ekspresinya berubah. Seungwoo pun ikut penasaran. Dengan cepat, Tante Inna memutus sambungan telepon tersebut.

"Seungwoo, Tante duluan ya..."

"Oh, iya, Tante."

Padahal Seungwoo ingin bertanya ada apa, namun beliau sudah bergegas pergi. Mungkin ada urusan yang begitu penting. Seungwoo kemudian memeriksa jam di pergelangan tangannya, kelasnya sudah hampir dimulai. Jadi, Seungwoo harus bergegas pergi ke gedung fakultasnya.

*****

Seungyoun mengusap wajahnya begitu dia melihat berita tentang press-release dari MiMo Group perihal Jinhyuk yang merupakan anak dari Ran Minamoto, putri dari Daichi Minamoto. Jinhyuk sebenarnya sudah memberitahu Seungyoun dan yang lainnya perihal berita ini, karena pasti teman-teman mereka di kampus pasti akan bertanya pada mereka perihal fakta statement tersebut.

Tapi ekspetasi dan realita tentu saja berbeda.

Seungyoun cukup tahu detail apa saja yang akan diungkap pada press-release, tapi melihat beritanya langsung di televisi memberikan reaksi berbeda. Apalagi saat ini Seungyoun tengah berada di common room saat berita itu tayang di televisi. Sontak saja, semua orang langsung tertuju pada Seungyoun.

"Mau pindah gak?" tukas Yuvin tiba-tiba.

Toh, sebenarnya mereka sedang berdiskusi untuk tugas. Jadi, dengan semua perhatian tertuju pada Seungyoun, pasti merasa canggung dan tidak fokus.

The Story of...Where stories live. Discover now