Bagian 1

832 74 11
                                    

Sejak kecil, Jinhyuk itu pintar. Atau setidaknya, itu yang dikatakan oleh Bunda padanya.

Menurut cerita Bunda, Jinhyuk sudah bisa berjalan ketika usianya bahkan belum genap sepuluh bulan. Kata pertama Jinhyuk dilafalkannya ketika ia menginjak empat belas bulan.

'nda!'

Bunda selalu tertawa ketika menirukan kata yang diucapkan oleh Jinhyuk waktu itu. Nda untuk Bunda.

Di sela gelak tawanya, Bunda juga menyelipkan cerita bagaimana ekspresi Papa yang jengkel karena Bunda selalu bersikap bangga karena Jinhyuk memanggilnya untuk pertama-kali. Sejak itu, Papa bersikeras mengajari Jinhyuk mengucapkan 'Ayah'.

Penantian Papa akhirnya selesai ketika berselang dua bulan setelahnya, Jinhyuk melafalkan kata 'yah!'.

Yah untuk Ayah.

Yang kemudian panggilan itu hanya bertahan selama empat tahun. Dan selama tiga tahun berikutnya, Jinhyuk tidak pernah menyebutkan kata 'Ayah' lagi. Hingga Bunda meninggal.

Jinhyuk untuk pertama-kali bertemu dengan sosok yang dipanggil Ayah ketika pemakaman Bunda selesai.

Awalnya, ia tidak mengenali sosok pria tinggi dengan pakaian serba hitam itu. Namun, ketika pria itu menghampiri dan memeluknya erat, ada seperti kilasan memori yang membuat Jinhyuk mengenali sosok pria tersebut. Dan aroma parfum yang sering dipakai oleh ayahnya tiap kali hendak pergi bekerja.

Pria yang dikenalnya dengan sebutan Ayah itu mengatakan kalau Jinhyuk akan tinggal bersamanya. Di Seoul. Dengan istri baru sang Ayah.

*****

Jinhyuk itu pintar.

Selama tiga tahun sejak Bunda membawanya ke Yeosu, Jinhyuk tahu kalau orangtuanya sudah berpisah. Selama itu pula, Jinhyuk tidak pernah bertanya ke mana sang ayah pergi dan kenapa ia dan Bunda harus tinggal berdua saja.

Jinhyuk itu pintar.

Kalau dia dibawa ke rumah baru sang ayah, belum tentu istri baru ayahnya bisa menyayanginya seperti Bunda. Meskipun, sang istri baru itu langsung memeluknya begitu erat. Bahkan terlihat hampir menangis saat memandangnya.

Kata Bunda, Jinhyuk itu pintar dan anak yang baik.

Maka sejak ia menginjakkan kakinya di rumah besar milik Ayah, Jinhyuk berusaha untuk menjadi anak baik. Jinhyuk selalu menuruti ucapan ayah dan istri yang diminta untuk dipanggil Mama –karena sebutan Bunda tidak akan pernah tergantikan. Jinhyuk bersikap seperti anak baik yang tidak akan membuat masalah.

Bahkan termasuk ketika Jinhyuk dibawa untuk diperkenalkan ke hadapan keluarga Lee dan keluarga Yoo.

Jinhyuk paham, kalau orang-orang yang Ayah dan Mama sebut sebagai paman dan bibi-nya, menunjukkan rasa ketidak-sukaan mereka pada Jinhyuk di belakang Ayah dan Mama, tapi Jinhyuk tetap bersikap seperti anak yang baik.

Termasuk ketika, Jinhyuk mengalami serangan jantung pertama-nya ketika ia berusia delapan tahun.

*****

Rumah sakit bukanlah tempat asing bagi Jinhyuk.

Sejak kecil, ia sering-kali mengunjungi tempat yang begitu ramai dikunjungi orang-orang dengan berbagai usia dengan bau aneh menyengat. Jinhyuk tidak menyukai bau itu. Tapi Bunda bilang Jinhyuk harus terbiasa dengan bau itu. Karena Jinhyuk akan lebih sering mengunjungi tempat tersebut.

Ketika di Yeosu, Jinhyuk menyukai rumah sakit di sana.

Karena rumah sakitnya dekat dengan pantai. Walaupun ada bau menyengat yang tidak disukai Jinhyuk, tapi tiap-kali mereka mengunjungi rumah sakit, Bunda selalu mengajaknya pergi ke pantai. Menghirup bau laut yang asin untuk menghilangkan bau rumah sakit tersebut.

The Story of...Where stories live. Discover now