"Paman baru pulang dari Yeosu."
Ucapan Paman Rei membuat Jinhyuk menatap pria itu lekat.
Rei Minamoto masih berada di Seoul hampir sebulan setelah Jinhyuk keluar dari rumah sakit. Dan keduanya saat ini tengah berada di kantor Yeon Jun, untuk mengurus dokumen terakhir perihal alih-nama untuk harta warisan yang dimiliki oleh mendiang Bunda.
"Membayar jasa pembersihan makam dan juga mengurus soal rumah di Yeosu."
Ya, rumah di Yeosu. Jinhyuk mengatakan kalau dia ingin menjualnya saja. Walaupun Jinhyuk merasa sayang karena ada begitu banyak kenangan di rumah itu dengan Bunda, tapi Jinhyuk merasa kalau dia tidak akan bisa sering pulang ke Yeosu.
Paman Yeon Jun bilang kalau beliau yang akan mengurusnya.
"Menurut Paman, daripada dijual, kenapa tidak dialih-fungsikan," tutur Paman Rei.
Jinhyuk mengernyit. "Dialih-fungsikan?"
"Dijadikan guesthouse, misalnya. Jadi, kamu kembali ke Yeosu, masih bisa pulang ke rumah itu. Toh, sudah ada yang mengurus rumah itu kan. Tapi itu hanya usul dari Paman. Keputusan tetap ada di kamu, Jinhyuk."
Jinhyuk bergumam pelan. Ya, sebenarnya ide yang sama juga datang dari Seungwoo ketika mereka berdiskusi soal beberapa asset Jinhyuk.
Hanya saja....
"Kalau aku diskusiin sama Mama sama Papa, boleh?"
Paman Rei mengerjapkan mata. Beliau kemudian tersenyum dan mengangguk.
"Tentu saja, Jinhyuk. Mereka kan orang tua kamu."
*****
"Kak Jinhyuk, gimana sih cara kakak dulu ngatur waktu buat kuliah di FE sama KLE?" tukas Yohan tiba-tiba.
Seperti ucapan pemuda itu sebelumnya, Yohan akan sering mampir ke flat Jinhyuk jika dia mempunyai jeda kelas kosong.
Jinhyuk memperhatikan pemuda yang terbaring di lantai kamar flatnya.
"Hm? Bagi waktu ya? Ya... cuma dari senin sampai rabu fokus di KLE, kamis sampai sabtu di FE."
Yohan mendengus. "Maksudku, buat ngerjain tugasnya, kak. Kan pasti double tuh. Aku ajah udah stress banget ini. Tugas semester ini ampun-ampunan deh."
Jinhyuk mengulas senyum tipis. Dia turun dari tempat tidur dan duduk bersila dekat kepala Yohan. Kemudian rambut Yohan disisir perlahan dengan jemarinya.
Yohan tersenyum dengan sentuhan Jinhyuk.
"Ya, misal hari ini dikasih tugas, langsung dicicil dikerjain malamnya, Yo. Tapi ya gak harus selesai dalam sehari, karena itu malah yang bikin stress. Bikin daftar prioritas tugas sesuai deadline yang dikasih professor. Misal ada jeda antara kelas kayak kamu gini, kamu bisa ngerjain tugas sesuai skala prioritas. Keseringan tugasnya pasti selesai lebih cepet dari deadline."
Yohan mengangguk. "Disiplin waktu kak Jinhyuk bagus juga ya. Pantes bisa bertahan dua tahun kuliah di dua fakultas sekaligus."
Jinhyuk tertawa kecil. "Karena emang udah kebiasaan kali, Yo. Sebelum kuliah juga sering begitu buat ngerjain tugas sekolah."
Lalu tiba-tiba pintu kamar flat tersebut. Itu membuat Yohan dan Jinhyuk menoleh. Itu adalah Seungwoo yang datang dengan membawa makan siang.
Satu alis Seungwoo terangkat.
"Buruan masuk kenapa sih?" Seungyoun mendorong Seungwoo untuk masuk ke dalam kamar.
Pemuda itu melepaskan sepatunya dan bergegas menjatuhkan tas ransel. "Hyuk, pinjem kamar mandi, ya. Udah kebelet."
YOU ARE READING
The Story of...
أدب الهواةJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****