Bagian 64

169 29 11
                                    

Jinhyuk menghela nafas pendek setelah membaca pesan dari Paman Yeon Jun. Beliau bilang pihak bank telah memberi kabar kalau proses perpindahan asset sudah selesai. Itu artinya, semua uang dan property atas nama Bunda sudah resmi menjadi miliknya. Selain itu, pembayaran pajak juga sudah selesai.

Entah Jinhyuk harus merasa lega atau khawatir.

Seungyoun meliriknya Jinhyuk sekilas. Mereka masih di kelas terakhir untuk hari ini. "Kenapa?" tanyanya pelan agar tidak menganggu.

Jinhyuk menggeleng. "Cuma chat dari Paman Yeon Jun."

"Penting?"

"Engga kok. Cuma mau ngasih kabar ajah. Jangan terlalu khawatir gitu."

Seungyoun bergumam pelan lalu kembali memperhatikan professor di depan kelas. Walaupun begitu ia masih sesekali memperhatikan Jinhyuk yang hanya diam. Dia bahkan tidak mencatat apa pun.

Selain itu, saat terbangun dan melihat Seungwoo datang menemuinya. Jinhyuk meminta maaf karena dia lupa kalau mereka harus bertemu di common room. Entah apa lagi yang ingin mereka bicarakan.

Namun, Seungwoo bilang kalau mereka bisa bicara nanti dan menyuruh Jinhyuk untuk makan siang dan minum obat sebelum kelas berikutnya. Setelah memastikan Jinhyuk sudah makan dan minum obat, Seungwoo pergi ke fakultasnya. Dia bilang akan menjemput Jinhyuk setelah kelas terakhir.

Sebenarnya apa yang dibicarakan Jinhyuk dan Seungwoo semalam itu membuat Seungyoun penasaran. Apalagi setelah Jinhyuk bicara jujur kalau keluarga Minamoto itu adalah keluarga mendiang Bunda pada Seungsik.

Memang bukan masalah, karena Jinhyuk sendiri yang bicara.

Namun, bagi Seungyoun (dan semua orang) yang tahu persis bagaimana sikap tertutup Jinhyuk selama ini, rasanya begitu aneh ketika pemuda itu bicara begitu mudah pada Seungsik (karena mereka bahkan belum lama berkenalan). Jadi, pasti ada sesuatu.

Dan sayang sekali, Seungyoun tidak bisa langsung mengkonfrontasi Jinhyuk karena dia terlalu menghormati hak privasi sahabatnya. Terkadang itu seperti dua mata pedang.

Seungyoun menghela nafas pendek.

"Lo kenapa?" kini giliran Jinhyuk yang bertanya.

Seungyoun mengulas senyum dan menggeleng. "Mau cepet pulang. Pengen rebahan..."

Dibalas dengan dengusan oleh Jinhyuk.

*****

Seungwoo baru keluar dari ruangan professor Kim ketika ia mendengar suara Yohan memanggilnya. Anak itu sepertinya juga baru saja menemui dosennya. Pemuda itu menghampiri Seungwoo dan keduanya berjalan keluar dari gedung.

"Kak Seungwoo, abis ketemu professor?"

Seungwoo mengangguk. "Minta tugas, soalnya gue bolos lagi kan hari ini. Lo juga?"

"Bolos? Enggaklah, tadi gue nganterin tugas paper kelas. Kak Wooseok yang bolos. Kelas gue rada siang, makanya tadi pagi sempet pulang dulu," tukas Yohan.

Seungwoo mengangguk. Keduanya berjalan di selasar menuju area kantin fakultas.

"Lagian pake ngide nginep buat marathon film," sahut Seungwoo.

Yohan hanya menyengir lebar. "Nggak papalah, sekali kali. Lagian kan kita kayaknya jarang buat ngumpul bareng. Dan cuma mau mastiin ajah. Kondisi kak Jinhyuk."

Seungwoo terdiam. Mereka berhenti dulu di depan vending machine. Yohan mengeluarkan selembar uang untuk membeli minum. Saat ditawari mau minum apa, Seungwoo hanya menggeleng menolak. Pemuda itu memandangi Yohan yang tengah memencet tombol minuman yang dipilih.

The Story of...Where stories live. Discover now