Gaeun menatap tajam pada sekitar dua puluh reporter yang terbukti datang ke fakultas Jinhyuk beberapa hari lalu. Gadis itu cukup berterima-kasih pada dewan pers yang bergerak cepat untuk mengumpulkan semua reporter tersebut, termasuk dengan beberapa petinggi kantor berita.
Saat ini dua puluh reporter itu tengah menanda-tangani dokumen permintaan maaf atas kejadian beberapa hari lalu. Beberapa di antaranya sudah mendapatkan sanksi karena melanggar kode etik jurnalis, karena mereka terbukti mengabaikan keselamatan narasumber. Bahkan diantara lainnya sudah dipanggil ke kantor polisi untuk dimintai keterangan, terkait soal tip informasi anonim yang ternyata adalah suruhan Lee Jinwook.
Yeon Jun memperhatikan gadis itu dengan lekat. Gaeun sepertinya masih belum puas dengan hukuman yang diterima oleh dua puluh reporter tersebut. Dia sedikit khawatir kalau Gaeun benar-benar akan membuat semua reporter itu untuk datang ke rumah sakit dan berlutut meminta maaf pada Jinhyuk.
"Pengacara Yeon..."
Yeon Jun menerima setumpuk dokumen permintaan maaf yang sudah ditanda-tangani. Bahkan diantaranya ada permintaan maaf resmi dari kantor berita terkait. Dan sejujurnya, masalah ini harusnya sudah selesai sekarang.
Yeon Jun menghampiri Gaeun dan menaruh setumpuk kertas itu di hadapan sang gadis. "Nona, sudah selesai. Kita pulang sekarang?"
Gaeun medengus pelan. "Apa benar udah selesai?"
"Gaeun, Jinhyuk tidak akan menyukai idemu itu."
"Kata siapa..."
Kemudian gadis itu beranjak berdiri dari kursi, melangkah ke hadapan dua puluh reporter yang tertunduk malu. Sekali lagi, dia mendengus pelan melihat sikap mereka begitu berbeda dibanding kemarin. Gaeun melihat sendiri bagaimana mereka semua tidak menunjukkan belas kasih pada Jinhyuk yang jatuh kesakitan.
Mereka semua tidak pantas mendapatkan pengampunan.
"Pergi lalu berlututlah untuk minta maaf pada Lee Jinhyuk. Berlutut meminta pengampunan dari seorang anak yang sedang bertaruh nyawa dengan waktu. Heck... bahkan itu saja tidak sebanding jika taruhan kalian hanyalah soal uang yang bisa kalian cari lagi."
*****
Jinhyuk tengah menikmati udara sore hari di taman rumah sakit. Ah, rasanya begitu menyenangkan bisa keluar dari kamar rawat yang terasa begitu sesak. Terlebih ada banyak pasien anak-anak yang sepertinya juga tengah menikmati waktu seperti dirinya.
Suara riang anak-anak yang bermain bersama walaupun Jinhyuk yakin mereka tidak saling mengenal. Rasanya sudah begitu lama Jinhyuk tidak tertawa lepas seperti anak-anak itu.
"Kak Jinhyuk!!"
Jinhyuk menoleh dan melihat Yohan yang datang bersama Hangyul. Pemuda itu setengah berlari sembari membawa kantung plastik. Jinhyuk tertawa kecil saat pemuda itu duduk di sebelahnya dan mengeluarkan cone ice cream.
Jinhyuk menerima ice cream tersebut tapi diambil lagi oleh Hangyul untuk membukakan bungkusnya lalu dikembalikan lagi pada Jinhyuk.
"Hari ini pergi ke mana ajah?" tanya Jinhyuk pelan.
Suaranya masih terdengar parau, namun bengkak kerongkongannya sudah mulai pulih. Dokter menyarankan Jinhyuk untuk tidak terlalu memaksakan suaranya untuk keluar sepenuhnya.
Yohan membuka bungkus papico. "Ngajak Hangyul keliling Seoul. Pergi ke mana ajah yang dia pengen biar moodnya gak jelek-jelek banget karena berita hari ini."
Hangyul mendengus saat mendengar penjelasan Yohan. Dia mengambil satu bungkus ice cream rasa melon dan ikut duduk di sebelah Jinhyuk. Tapi Hangyul tidak akan menyanggah kalau ide Yohan itu cukup berhasil. Setidaknya Hangyul tidak merasa pusing karena berita-berita terkait status tersangka Lee Jinwook dan bahkan ada beberapa berita yang mengaitkan pada keluarga Yoo juga.
![](https://img.wattpad.com/cover/216464224-288-k910173.jpg)
YOU ARE READING
The Story of...
FanfictionJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****