Aku sekali lagi ingin mengingatkan kalau cerita TSo ini sedikit dark karena mention depression and mental abuse, negative thought dan teman-temannya (sumpah, aku bingung beneran mau ngetag warning apa ajah).
Aku memang gak ngasih gambaran eksplisit, but please be wise, oke.
*****
Jinhyuk keluar dari kamar mandi setelah berganti pakaian. Setelah dirawat selama hampir seminggu, akhirnya ia diperbolehkan untuk pulang. Hari ini cuma Mama yang datang untuk menjemputnya, karena Jinwoo sudah masuk sekolah. Bahkan Mama bercerita kalau Jinwoo ingin sekali bolos agar bisa ikut menjemput Jinhyuk. Tapi setelah diberitahu kalau Jinhyuk tidak akan senang jika Jinwoo bolos sekolah, remaja itu akhirnya memutuskan untuk tetap masuk.
Jinhyuk hanya tersenyum saat mendengarnya.
Tidak dipungkiri kalau sejak kejadian dua hari lalu, sepulang dari Yeosu, Jinhyuk malah bersikap canggung pada Mama dan Papa. Hanya di depan Jinwoo, Jinhyuk bersikap normal. Namun, selebihnya Mama seperti mengalami dejavu karena sikap Jinhyuk sekarang sama persis dengan sikap Jinhyuk yang berusia tujuh tahun.
Jinhyuk menaruh pakaian rumah sakit ke dalam keranjang pakaian lalu berjalan ke sisi ranjang. Ia melepaskan sandal rumah sakit dan menggantinya dengan sepatu yang dibawakan oleh Mama.
"Udah siap?" tanya Mama.
Jinhyuk meraih topi di nakas dan memakainya, menutupi hingga sebagian wajahnya sulit dilihat. Memastikan ponselnya sudah ada di saku jaket. Jinhyuk menatap Mama dan mengangguk. Jinhyuk kemudian berjalan keluar kamar terlebih dahulu, tanpa mempedulikan Mama yang hendak mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Jinhyuk.
Setelah berpamitan dengan suster yang berjaga di station, Jinhyuk dan Mama berjalan menuju lift. Kali ini hanya ada Pak Kim yang menemani Mama. Sebelumnya, Mama sudah bilang kalau agen dari NSA akan ditarik kembali ke HQ pada bulan Mei nanti –paling cepat bulan April. Jinhyuk sebenarnya tidak masalah, toh dia juga tidak apa-apa jika harus tanpa ada pengawalan.
Jujur sejak identitasnya terungkap dan Papa meminta agar agen NSA mengawalnya, Jinhyuk mendengar banyak hujatan. Agen NSA mempunyai protocol ketat untuk siapa saja yang berhak mendapatkan pengawalan. Fokus untuk keluarga Presiden dan Perdana Menteri, dan juga bagi para duta besar. Bagi para menteri dan wakil menteri memang mendapatkan pengawalan juga, namun hanya terkait pada pekerjaan mereka.
Pengawalan bagi Jinhyuk tidak termasuk. Dan walaupun Jinhyuk sudah protes, tapi Papa tetap memaksa karena para reporter mungkin akan lebih mudah mendekati Jinhyuk. Terlebih saat itu sudah mendekati liburan semester maka Jinhyuk membiarkan. Toh, hanya untuk beberapa minggu saja para agen itu akan mengukutinya di kampus.
"Jinhyuk...!"
Jinhyuk menoleh ketika namanya dipanggil. Begitu pula dengan Mama dan Pak Kim.
Seorang dokter bergegas menghampirinya. Beliau memberi salam pada Mama dan menatap Jinhyuk dengan lekat. Dokter itu adalah dokter Jang Ryun, dari department psikiatri yang dipanggil oleh dokter Kang ketika Jinhyuk mengalami emotional shock beberapa hari lalu.
Tapi Jinhyuk tidak pernah memberitahu siapa pun tentang kejadian itu, termasuk mengenai dirinya yang menjalani pemeriksaan psikis. Bahkan tidak pada Seungwoo juga.
Dokter Jang menatap Jinhyuk. "Bisa kita bicara sebentar."
*****
"Terapi?"
Jang Ryun mengangguk. Ia bersandar pada railing jendela rumah sakit. Jang Ryun dan Jinhyuk tengah berada di lorong sepi untuk bicara mengenai hasil pemeriksaan sebelumnya. Jang Ryun melipat kedua tangannya di dada dan memandang Jinhyuk lekat.
YOU ARE READING
The Story of...
FanfictionJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****