cw/tw : selective mutism, sleep paralysis
*****
Dokter Jang tersenyum memandang Jinhyuk. Tapi Jinhyuk sendiri menatapnya dengan bingung. Dia mengucapkan kata 'kenapa?' dengan gerakan bibir karena suaranya masih belum keluar.
Sebelumnya dokter Jang menjelaskan kalau kondisi yang dialami oleh Jinhyuk adalah selective mutism. Sebenarnya kondisi ini lebih umum terjadi pada anak-anak. Namun, orang dewasa pun bisa mengalami kondisi tersebut.
Dokter Jang mengatakan ada banyak penyebab ketika orang dewasa mengalami selective mutism ini. Dan pada kondisi Jinhyuk, kemungkinan terbesarnya adalah kemarin dia mengalami gangguan kecemasan yang luar biasa ketika para reporter itu mengelilinginya.
Selective mutism sendiri bisa disembuhkan. Menggunakan metode yang sama ketika Jinhyuk menjalani terapi sebelumnya. Tapi sekali lagi, akan membutuhkan waktu. Mungkin bisa dalam hitungan hari, tapi juga lebih lama hingga hitungan bulan atau tahun. Dan dokter Jang hanya berharap kalau kesembuhan Jinhyuk tidak membutuhkan waktu lama.
Dokter Jang menarik nafas lalu menggeleng. "Bagaimana dengan kondisimu sekarang?"
Cukup baik.
"Masih kadang merasa panik secara tiba-tiba? Kesulitan bernafas."
Jinhyuk menarik nafas. Lalu memberi isyarat dengan jarinya.
Sedikit, kadang aku ngerasa ada begitu banyak suara tapi aku sadar kalau sekeliling aku sepi.
Dokter Jang mengangguk. Itu wajar. Apalagi itu baru kemarin, trauma itu masih terasa begitu jelas. "Istirahat ajah. Diusahakan untuk gak mikir apapun yang bikin kamu stress. Kalau sampai besok, suara kamu masih belum kembali, kita akan coba metode terapi lainnya."
Makasih, dokter.
Dokter Jang mengusap kepala Jinhyuk lembut. "Sama-sama. Besok saya datang lagi setelah kamu selesai sarapan, ya. Sekarang kamu istirahat ajah."
*****
Kenapa sih?
Jujur, Jinhyuk merasa sedikit risih dengan cara Seungwoo memandanginya. Ada sorot ketakutan dan kekhawatiran, namun Seungwoo berusaha menutupinya dengan selalu tersenyum. Bahkan setelah teman-teman yang lain pulang, masih ada Seungwoo yang tetap tinggal walaupun ada Mama yang giliran menjaganya.
Jinhyuk tidaklah bodoh.
Pemuda itu menarik nafas panjang dan melirik ke luar jendela. Langit sudah mulai gelap, seharusnya Seungwoo pulang dan istirahat karena besok masih harus kuliah lagi. Jinhyuk memandang Seungwoo dengan serius, satu tangannya terangkat untuk mengusap pipi Seungwoo.
Kenapa?
Seungwoo menggeleng. "Cuma kangen sama kamu."
Seungwoo...
"Kalo aku gantiin Mama kamu buat jagain kamu malem ini di sini, boleh gak?"
Besok kamu kuliah.
Seungwoo mendesah pelan. Ia menyentuh punggung tangan Jinhyuk yang masih mengusap pipinya. "Aku bisa bolos kelas pagi dan masuk kelas siang. Aku cuma pengen sama kamu, buat malam ini."
Jinhyuk kemudian menarik tangannya dari wajah Seungwoo lalu menggenggam erat tangan besar kekasihnya. Ia tahu kalau Seungwoo begitu khawatir. Seungyoun juga sempat sedikit cerita padanya tadi, ketika Seungwoo pergi ke toilet.
Tidur di sini gak nyaman. Aku juga bakal nyuruh Mama pulang kok. Jadi, kamu juga pulang ya. Jangan lupa makan, terus istirahat. Besok baru ke sini lagi. Setelah pulang kuliah, aku gak mau kamu bolos terus.
YOU ARE READING
The Story of...
FanfictionJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****