Seungwoo membuka mata, mengerjapkan beberapa kali. Satu tangannya mengusap mata. Dan perlahan kesadarannya semakin pulih. Seungwoo menoleh dan mendapati Jinhyuk masih tertidur di sisinya. Ia mengulas senyuman, lalu mendekap tubuh Jinhyuk. Seungwoo sedikit menarik selimut untuk menutupi bahu telanjang Jinhyuk.
Matahari belum naik, walaupun langit sudah memperlihatkan semburat kekuningannya. Namun, Seungwoo harus bersiap untuk ke kampus. Dia tidak bisa bolos lagi hari ini.
Hanya saja...
Seungwoo memandangi wajah tidur Jinhyuk yang terlihat begitu tenang. Kemudian ia mengecup kening Jinhyuk penuh kasih.
"Morning..." gumam Jinhyuk.
Ah... tentu saja, Jinhyuk akan langsung terbangun. Seungwoo kembali memberi kecupan di ujung hidup Jinhyuk lalu membalas sapaan kekasihnya.
"Good morning."
Jinhyuk menghela nafas lalu mengeratkan pelukannya. Sedikit menyandarkan kepalanya di bahu Seungwoo.
"Jam berapa kuliah?" tanya Jinhyuk dengan mata masih terpejam.
Seungwoo mengusap kepala Jinhyuk lembut. "Ada kelas jam setengah sembilan. Kamu?"
"Sama," tutur Jinhyuk. "Kamu mau balik ke apart dulu? Ganti baju?"
"Kalo pake baju kamu, boleh?" Seungwoo mengecup kepala Jinhyuk.
Jinhyuk membuka matanya. Ia masih bisa menghirup aroma tubuh Seungwoo. Lebih jelas, bahkan Jinhyuk bisa merasakan sensasi hangat dari permukaan kulit Seungwoo. Jinhyuk sedikit mengangkat kepalanya dan menatap Seungwoo. Dan ketika tatapan mereka bertemu, Seungwoo memberi kecupan di bibirnya.
"Boleh gak, sayang?" tanya Seungwoo lagi.
"Boleh."
Kemudian Jinhyuk bangun, selimutnya menjadi tersingkap dan Seungwoo bisa melihat dada polos Jinhyuk, lengkap dengan bekas operasi terdahulu. Jinhyuk menghela saat sentuhan hangat jemari Seungwoo menyentuh permukaan carut di dadanya.
Seungwoo menghembuskan nafas seperti sebuah kelegaan saat bisa merasakan detak jantung Jinhyuk di telapak tangannya. Dia amat bersyukur karena Jinhyuk masih diberi kehidupan hingga hari ini. Seungwoo mengulas senyum tipis saat mata mereka bertemu.
Jinhyuk ikut tersenyum. Perlahan, pemuda itu merendahkan tubuhnya hingga dadanya bertemu dengan dada Seungwoo, lalu mencium bibir kekasihnya.
"A quickie? Please...?"
*****
Seungsik tidak banyak berkomentar saat melihat Seungwoo masuk ke dalam kelas dengan memakai pakaian yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Oh, bahkan roommatenya itu tidak pulang semalam. Dan jelas sekali, Seungsik tahu semalam Seungwoo tidur di mana.
Seungsik masih memperhatikan Seungwoo yang berjalan menuju meja sebelahnya hingga pemuda itu duduk. Wajahnya terlihat begitu sumringah. Entah apa yang ia lakukan semalam bersama Jinhyuk dan Seungsik tidak mau tahu, sebenarnya.
Seungwoo menatap Seungsik lekat. "Kenapa?"
"Tch!" Seungsik kemudian mengeluarkan dua paper tugas dan modul milik Seungwoo.
Temannya itu mengucapkan terima kasih seraya mengambil titipannya tersebut. Setidaknya Seungwoo beruntung karena dia selalu menyelesaikan tugas papernya jauh hari sebelum akan dikumpulkan, kalau tidak mungkin semalam dia terpaksa harus pulang ke apart dibandingkan harus menghabiskan malam bersama Jinhyuk.
Ah, menghabiskan malam bersama...
Seungsik mengernyit saat ia melihat Seungwoo yang wajahnya memerah. Bahkan pemuda itu tersenyum sendiri, seperti ada sesuatu kejadian yang membuatnya begitu sumringah. Seungsik menatap Seungwoo dengan tatapan penuh selidik.

YOU ARE READING
The Story of...
Fiksi PenggemarJinhyuk yang selalu berusaha menjadi anak baik Dan Seungwoo yang berusaha untuk memahami Sequel of PoY ***COMPLETED****