Bagian 8

351 51 18
                                        

Sejin melirik jam di dinding. Dengan membawa dua mangkuk sup rumput laut, untuk Yohan dan Hangyul yang baru saja bergabung dengan mereka untuk sarapan, Sejin kembali ke meja makan. Kedua pemuda itu mengucapkan terima-kasih begitu menerima sup mereka.

"Gak ada yang mau bangunin Jinhyuk sama Seungwoo?" tanya Sejin sembari duduk di sebelah Wooseok.

Seungyoun menggeleng. "Tadi sempet ngecek bentar, tapi masih tidur. Biarin ajah dulu."

Byungchan menaruh gelasnya. "Tapi kita kan mau ke taman nasional sebelum balik sore nanti."

"Kalo Jinhyuk masih demam, gue pikir mending dia gak usah ikut ajah, Chan," ujar Wooseok.

"Kalian berlima pergi ajah duluan," usul Seungyoun lagi. "Nanti gue yang nunggu sampe mereka bangun. Kalo Jinyuk udah baikan, kita bertiga bakal nyusul."

Sejin hanya mengangguk, menyetujui usulan Seungyoun. Hangyul yang duduk di sebelah Seungyoun melirik pemuda itu.

"Tapi kalo kak Jinhyuk masih demam dan dia maksa buat nyusul, tetep dilarang ya, kak," tutur Hangyul.

Seungyoun tersenyum tipis. "Iya, Gyul."

"Tapi kita berlima pergi ke taman nasionalnya pake mobil Hangyul ajah?" tanya Yohan.

"Ya enggak. Pake mobil Seungyoun juga, Han," jawab Sejin. "Nanti entah Byungchan atau Wooseok yang nyetir. Gak papa kan, Youn? Kalo kamu mau nyusul kan masih ada mobil Seungwoo."

"Iya, Sejin. Pake ajah." Seungyoun lalu menatap Byungchan dan Wooseok bergantian. "Awas kalo sampe nabrak."

Byungchan mendengus. Ia meniru cara bicara Seungyoun untuk meledeknya. "Tenang ajah sih. Sejak dapet lisensi, gue belum pernah nabrak ya!"

*****

Setelah sarapan, akhirnya kecuali Seungyoun bersiap untuk pergi ke taman nasional Odesan.

Kemarin dalam perjalanan kembali ke villa dari resort ski, mereka sudah berencana untuk pergi ke taman nasional tersebut. Tapi mengingat kondisi Jinhyuk semalam, ada pembicaraan untuk membatalkannya. Hanya saja, Jinhyuk pasti tidak akan senang kalau rencana liburan menjadi kacau hanya karena dirinya.

Jadi, mereka tetap pergi dan jika kondisi Jinhyuk belum membaik, maka satu dari mereka akan menemani Jinhyuk di villa. Dalam hal ini adalah Seungyoun.

Seungyoun menghela nafas panjang begitu dua mobil melaju meninggalkan villa. Ia menutup pintu dan berjalan menuju kamar Jinhyuk dan Seungwoo. Ada alasan kenapa, Seungyoun meminta agar Jinhyuk dan Seungwoo tidak dibangunkan.

Seungyoun membuka pintu kamar itu untuk kedua kalinya pagi ini. Yang pertama, Seungyoun dikejutkan dengan pemandangan Jinhyuk dan Seungwoo yang tidur bersama dan dalam posisi saling berpelukan. Well, cukup beruntung, Seungyoun yang berinisiatif terlebih dulu mengecek kamar mereka.

Jika yang lain...

Seungyoun menghembuskan nafas ketika kedua pemuda itu masih tertidur dengan nyenyak. Ia lalu berjalan masuk dan memilih duduk di tempat tidur yang kosong, yang seharusnya untuk Seungwoo. Ia melipat kedua tangan di depan dada dan memperhatikan dua pemuda yang masih begitu pulas.

Entah apa yang terjadi setelah mereka kembali ke kamar masing-masing.

Lalu tiba-tiba ponsel milik Jinhyuk berdering keras. Itu sedikit mengagetkan Seungyoun juga. Dan sepertinya karena suara dering itu, akhirnya membangunkan Jinhyuk. Tapi karena Seungwoo tidur menggunakan lengan tangan Jinhyuk, pemuda itu tidak bisa menggapai ponselnya yang berada di nakas.

Seungyoun lalu mengambil ponsel itu dan menyodorkan pada Jinhyuk. Sekilas ia melihat ada nama Mama di layar ponsel.

"Oh?!" seru Jinhyuk yang terkejut melihat ada Seungyoun.

The Story of...Where stories live. Discover now